Senin 05 Jun 2023 18:56 WIB

Diet Mediterania Hijau Bisa Memperlambat Penuaan Otak, Jadi 9 Bulan Lebih Muda?

Pola makan Mediterania hijau memberikan efek positif bagi kesehatan otak.

Rep: Gumanti Awaliyah/ Red: Qommarria Rostanti
Diet (ilustrasi). Diet Mediterania hijau dinilai dapat memperlambat penuaan otak.
Foto: www.freepik.com
Diet (ilustrasi). Diet Mediterania hijau dinilai dapat memperlambat penuaan otak.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Beralih ke pola makan Mediterania hijau, dengan asupan kenari, teh hijau, dan mengurangi daging merah atau olahan bisa memberikan efek positif bagi kesehatan otak dan memperlambat penuaan otak. Hal itu merujuk pada sebuah penelitian baru yang dipublikasikan di jurnal eLife.

Mediterania hijau mencakup asupan harian kenari (28 gram), tiga hingga empat cangkir teh hijau, dan secangkir minuman dari Wolffia-globosa (Mankai) per hari selama 18 bulan. Tanaman hijau Mankai mengandung zat besi yang tersedia secara hayati, B12, 200 jenis polifenol, serta protein, dan karenanya merupakan pengganti yang baik untuk pengganti daging.

Baca Juga

Temuan menunjukkan, penurunan berat badan sebesar 1 persen, karena konsumsi diet Mediterania hijau, menyebabkan usia otak partisipan hampir 9 bulan lebih muda dari usia otak yang diharapkan setelah 18 bulan. Penuaan yang perlambat ini dikaitkan dengan perubahan ukuran biologis lainnya, seperti penurunan lemak hati dan enzim hati.

Peningkatan lemak hati dan produksi enzim hati tertentu sebelumnya telah terbukti berdampak negatif pada kesehatan otak pada penyakit Alzheimer. Para peneliti di Ben-Gurion University of the Negev di Israel mempelajari 102 orang yang memenuhi kriteria obesitas. Mereka menggunakan pemindaian otak yang diambil pada awal dan akhir penelitian untuk memeriksa dampak intervensi gaya hidup pada lintasan penuaan.

"Studi kami menyoroti pentingnya gaya hidup sehat, termasuk mengurangi konsumsi makanan olahan, makanan dan minuman manis dalam menjaga kesehatan otak," kata Dr Gidon Levakov, dari Departemen Ilmu Kognitif dan Ilmu Otak di universitas tersebut.

"Kami terdorong untuk menemukan bahwa penurunan berat badan sebesar 1 persen saja sudah cukup untuk memengaruhi kesehatan otak dan menyebabkan penurunan usia otak selama 9 bulan," kata Prof Galia Avidan dari Departemen Psikologi Universitas seperti dilansir dari Siasat, Senin (5/6/2023). Menurut peneliti, dengan tingkat obesitas global yang meningkat, mengidentifikasi intervensi yang memiliki dampak positif pada kesehatan otak dapat memiliki dampak klinis, pendidikan, dan sosial yang penting.

 

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement