Rabu 04 Jan 2023 12:31 WIB

Mengenang Pertanyaan Legendaris Muhammad Ali kepada Ibunya Soal Yesus Berkulit Putih

Muhammad Ali bingung, karena superioritas kulit putih pun ada di agama.

Pengunjung melewati kutipan besar Muhammad Ali dekat eskalator pintu masuk pameran di arena O2, Sabtu, 4 Juni 2016. O2 menjadi tempat pertarungan tinju bergengsi di London, Inggris..
Foto: AP Photo/Matt Dunham
Pengunjung melewati kutipan besar Muhammad Ali dekat eskalator pintu masuk pameran di arena O2, Sabtu, 4 Juni 2016. O2 menjadi tempat pertarungan tinju bergengsi di London, Inggris..

REPUBLIKA.CO.ID, MIAMI -- Bulan Januari kerap dikenang pecinta tinju dunia sebagai bulan kelahiran Muhammad Ali. Legenda tinju dunia itu telah berpulang menghadap Allah SWT pada 3 Juni 2016. Ali sendiri lahir pada 17 Januari 1942.

Banyak hal yang bisa dikenang dari almarhum Ali. Salah satunya adalah masa kecil sang juara dunia tinju kelas berat yang selalu diliputi rasa penasaran tinggi. Ali kecil sering bertanya pada ibunya tentang mengapa sesuatu yang bagus-bagus itu disebut "putih". Bahkan, ia bertanya mengapa Yesus digambarkan berkulit putih.

Baca Juga

Ali kecil memang beragama Kristen sehingga tak heran ia mempertanyakan mengapa Sinterklas, malaikat, dan Bunda Maria selalu digambarkan berkulit putih. "Waktu kecil saya tanya ke ibu bagaimana bisa segala hal yang bagus itu putih? Mengapa Yesus digambarkan berkulit putih, berambut pirang, dan bermata biru. Mengapa seluruh murid Yesus, malaikat, paus, Bunda Maria, semua digambarkan berkulit putih?" kata Ali bertanya ke ibunya kala itu, dikutip ketika wawancara dengan BBC pada 1971, dikutip pada Rabu (4/1/2022). 

Atas hal ini, Ali kecil sempat ragu bisa masuk surga. Pasalnya, dalam gambaran yang diketahuinya, tak ada orang kulit hitam di surga. "Ibu, apa kita meninggal akan masuk surga? 'Tentu saja,' kata ibu saya. Lalu, mengapa tidak ada malaikat berkulit hitam? 'Oh,' kata ibu saya, 'saat orang-orang putih masuk surga, malaikat kulit hitam sedang berada di dapur menyiapkan susu dan madu, jadi tidak ikut masuk ke dalam gambar,'" kata Ali mengenang percakapan dengan ibunya.

"Waw, bahkan presiden (Amerika Serikat) pun tinggal di White House (Gedung Putih), bukan Black House," ujar Ali.

Ibunya bingung memberi jawaban. Ali tampak sebagai sosok kritis sejak anak-anak. Ali akhirnya memeluk Islam pada 1964 setelah proses panjang.

 

"Ibu menyuruh saya berhenti bertanya. Namun, saya selalu ingin tahu mengapa harus mati lebih dahulu sebelum masuk surga? Mengapa tidak bisa sekarang saya menikmati itu semua," ucap Ali kecil.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement