Selasa 22 Nov 2022 20:36 WIB

Kapten Belanda Jelaskan Alasan Menohok Soal Urung Menggunakan Simbol Pelangi di Lengan

Van Dijk menepis tudingan yang menyebut Belanda tak mau berusaha untuk melawan FIFA.

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Gilang Akbar Prambadi
 Virgil van Dijk dari Belanda (kiri) berebut bola dengan pemain Senegal Boulaye Dia selama Piala Dunia, pertandingan sepak bola grup A antara Senegal dan Belanda di Stadion Al Thumama di Doha, Qatar, Senin, 21 November 2022.
Foto: AP/Thanassis Stavrakis
Virgil van Dijk dari Belanda (kiri) berebut bola dengan pemain Senegal Boulaye Dia selama Piala Dunia, pertandingan sepak bola grup A antara Senegal dan Belanda di Stadion Al Thumama di Doha, Qatar, Senin, 21 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Virgil van Dijk membalas klaim bahwa Belanda dan negara-negara lain tidak berdaya dalam kontroversi ban lengan anti-diskriminasi. Belanda adalah salah satu dari tujuh negara Eropa, termasuk Inggris dan Wales, yang berencana mengenakan ban kapten berwarna pelangi dengan tulisan 'OneLove' di Piala Dunia. 

Namun, tujuh negara itu membatalkan rencana mereka, setelah FIFA mengancam mereka dengan sanksi olahraga, termasuk kartu kuning untuk kapten jika tetap mengenakan ban kapten pelangi. Sebagai gantinya, FIFA menginstruksikan tim untuk memakai ban bertuliskan 'No Discrimination'. 

Baca Juga

Van Dijk menepis tudingan yang menyebut Belanda tak mau berusaha untuk melawan FIFA. Apalagi, hukuman kartu kuning tersebut akan sangat merugikan dirinya. 

''Kami hanya ingin bermain sepak bola. Saya ingin sekali bermain dengan ban (kapten) itu. Tapi tidak dengan mengorbankan kartu kuning,'' ucap Van Dijk, dikutip dari Independent, Selasa (22/11/2022).

Kapten Inggris, Harry Kane telah mengungkapkan kekecewaannya karena tidak bisa mengenakan ban kapten pelangi, saat timnya melawan Iran kemarin. Padahal, Asosiasi Sepak Bola Inggris (FA) telah siap untuk menerima denda. Namun, sikap mereka kemudian melunak dan menerima instruksi dari FIFA. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement