Senin 21 Nov 2022 13:09 WIB

Polisi Anti Huru-Hara Qatar Pukul Mundur Puluhan Ribu Penggemar di Fan Zone

Fan Zone merupakan area tertutup yang berisi layar lebar untuk menonton pertandingan.

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Endro Yuwanto
Fans berdatangan saat fan zone dibuka menjelang Piala Dunia FIFA di Doha, Qatar, Sabtu, 19 November 2022.
Foto: AP/Petr David Josek
Fans berdatangan saat fan zone dibuka menjelang Piala Dunia FIFA di Doha, Qatar, Sabtu, 19 November 2022.

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Polisi anti huru-hara Qatar terpaksa memukul mundur ribuan penggemar di lokasi Fan Zone di Doha karena terjadi kekacauan akibat saling dorong untuk masuk ke area tersebut pada hari pembukaan Piala Dunia Qatar 2022, Ahad (20/11/2022). Fan Zone merupakan area tertutup yang berisi layar lebar untuk menonton pertandingan, tempat membeli bir, dan lainnya.

Polisi anti huru-hara yang bersenyata pentungan serta perisai berjaga di pintu masuk. Kekacauan yang terjadi membuat beberapa penggemar memohon kepada petugas untuk membiarkan melewati antrean. Hanya sedikit beberapa wanita hamil dan penggemar disabilitas yang diizinkan memasuki Fan Zone melalui pintu masuk prioritas tak lama setelah pertandingan antara Qatar melawan Ekuador dimulai.

Baca Juga

“Ini sangat berisiko. Orang bisa mati,” kata Hatem El-Berarri, seorang warga Irak yang mengaku bekerja di negara tetangga Dubai dilansir dari usatoday, Senin (21/11/2022).

Hatem mengungkapkan terdapat orang tua dan wanita tak bisa mengatasi kekacauan yang terjadi di sekitarnya. Namun Hatem bersyukur ia bertubuh tinggi sehingga masih bisa bernafas di balik kekacauan tersebut. Kendati demikian ia mengakui melihat beberapa anak meminta pertolongan karena kesulitan bernafas serta beberapa wanita tampak menangis. “Keluarga saya ada di dalam. Saya tidak bisa masuk untuk melihat mereka lagi. Saya tidak tahu harus berbuat apa," ujarnya.

Luis Reyes, seorang warga keturunan Meksiko-Amerika yang tinggal di Los Angeles, menyamakan kejadian tersebut dengan kejadian beberapa pekan lalu di Korea Selatan yang menewaskan lebih dari 150 orang. Situasi yang menggambarkan bahwa orang tak bisa mundur atau maju untuk menyelamatkan diri. "Saya memberi tahu putra saya, 'Ayo pergi keluar. Itu terlalu berbahaya,” jelas Reyes.

Hingga laporan ini diturunkan belum diketahui apakah ada korban dalam insiden tersebut. Pengerahan polisi anti huru hara dilakukan setelah insiden serupa terjadi pada Sabtu (19/11/2022) malam di konser pra-Piala Dunia di mana orang-orang mencoba masuk ke dalam Fan Zone di Corniche Doha di Taman Al Bidda.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement