Sabtu 19 Nov 2022 11:57 WIB

Jerman dan Inggris Ungkap Kekesalannya kepada FIFA Jelang Piala Dunia Qatar

Presiden DFB Jerman kritik FIFA atas pembatasan timnas suarakan Hak Asasi Manusia

Rep: Rahmat Fajar/ Red: Ichsan Emrald Alamsyah
Presiden FIFA Gianni Infantino. Presiden Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB) Bern Neuendorf mengkritik FIFA atas upaya membatasi tim nasional menyuarakan tentang hak asasi manusia. Itu disampaikan Neuendorf pada jumpa pers pertama Jerman di Qatar jelang pembukaan Piala Dunia 2022, Jumat (18/11).
Foto: AP/Martin Meissner
Presiden FIFA Gianni Infantino. Presiden Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB) Bern Neuendorf mengkritik FIFA atas upaya membatasi tim nasional menyuarakan tentang hak asasi manusia. Itu disampaikan Neuendorf pada jumpa pers pertama Jerman di Qatar jelang pembukaan Piala Dunia 2022, Jumat (18/11).

REPUBLIKA.CO.ID, DOHA -- Presiden Asosiasi Sepakbola Jerman (DFB) Bern Neuendorf mengkritik FIFA atas upaya membatasi tim nasional menyuarakan tentang hak asasi manusia. Itu disampaikan Neuendorf pada jumpa pers pertama Jerman di Qatar jelang pembukaan Piala Dunia 2022, Jumat (18/11).

Ia kesal atas surat yang dikirim Presiden FIFA Gianni Infantino dua minggu lalu yang mendesak tim agar fokus ke sepakbola dan mengesampingkan masalah politik.

"Bahwa topik hak asasi manusia sekarang seharusnya tidak lagi berperan, bahwa kita sekarang berkonsentrasi di sini hanya pada sepak bola, itu membuat kita kesal dan mengganggu kita sampai batas tertentu," kata Neuendorf dilansir dari ESPN, Sabtu (19/11).

Ia menambahkan federasi harus mengirim sinyal untuk menunjukkan pembelaan terhadap hak asasi manusia tak akan dibungkam. Kekesalan Neuendorf juga mengacu kepada keputusan FIFA untuk melarang tim Denmark memakai slogan “Hak Asasi Manusia untuk Semua” di kaus latihan.

Apa yang dilakukan Denmark dianggap sebagai pernyataan politik karena itu di larang oleh FIFA. Menurut Neuendorf timnas sejatinya tak berbicara tentang keputusan politik. Ia menegaskan ini tentang hak asasi manusia yang bersifat universal dan mengikat di seluruh dunia.

Neuendorf mengatakan Jerman bekerjasama dengan federasi Eropa lainnya yang menginginkan kapten mereka mengenakan ban lengan hati pelangi selama pertandingan Piala Dunia untuk memprotes diskriminasi.

"Ini bukan pernyataan politik, karena ini adalah pernyataan hak asasi manusia. Saya juga siap menerima denda,” ujarnya.

Kepala Eksekutif FA Inggris Mark Bullingham juga mengatakan siap membayar denda apapun tentang pemakaian ban kapten pelangi. Namun FIFA belum memberikan tanggapan apapun atas permintaan tersebut.

"Mereka belum memberi kami tanggapan atas surat kami. Saya pikir ada kemungkinan kami akan didenda. Dan jika ya, maka kami akan membayar denda. Kami pikir sangat penting untuk menunjukkan nilai-nilai kami. Dan itulah yang akan kami lakukan,” ujarnya.

Seberapa tertarik Kamu untuk membeli mobil listrik?

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement