Kamis 03 Nov 2022 00:31 WIB

Ciptakan Transportasi Ramah Lingkungan, ITB dan Polygon Produksi e-Bike

Langkah itu dimulai dari langkah yang nyata yaitu mobilitas di area kampus

Polygon Bikes bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), merancang pengembangan produk sepeda listrik (e-bike) inovatif untuk bisa ikut membantu mengatasi masalah lingkungan.
Foto: istimewa
Polygon Bikes bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), merancang pengembangan produk sepeda listrik (e-bike) inovatif untuk bisa ikut membantu mengatasi masalah lingkungan.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tak dapat dipungkiri, kendaraan bermotor kerap menjadi penyumbang polusi udara di Indonesia. Mengacu pada hasil uji indeks kualitas udara (AQI) tahun 2021, Indonesia menduduki peringkat nomor satu polusi tertinggi se-Asia Tenggara. Melihat hal ini, Polygon Bikes bekerja sama dengan Institut Teknologi Bandung (ITB), merancang pengembangan produk sepeda listrik (e-bike) inovatif untuk bisa ikut membantu mengatasi masalah lingkungan.

ITB turut menghadirkan ekosistem sarana transportasi ramah lingkungan lain dalam programnya Prototype in campus eBike, mereka juga menghadirkan charging station menggunakan panel surya dan shelter di setiap fakultas dan fasilitas yang mudah dijangkau oleh civitas kampus ITB. "Prototype in campus eBike ITB, merupakan hasil riset yang kami lakukan bersama, untuk memberikan solusi hijau kebutuhan transportasi dalam kampus ITB," jelas Dr. Yannes Martinus, M. Sn. selaku dosen Fakultas Seni Rupa dan Design (FSRD) ITB.

Baca Juga

Garapan anak bangsa dengan nama Polygon E-bike Centenary, telah diserah terima kepada Sekretaris Kabinet, Dr. Ir. Pramono Anung Wibowo, M.M.  di Kantor Sekretariat Kabinet, Jakarta beberapa waktu lalu. "Pencemaran udara di DKI Jakarta merupakan masalah bersama, hal ini hanya bisa di selesaikan bersama  secara masif," kata Veronica Vivin, Brand Marketing Polygon Bikes dalam keterangan tertulisnya, Rabu (2/11/2022). 

Menurutnya, langkah itu dimulai dari langkah yang nyata yaitu mobilitas di area kampus, lalu mulai merambah ke mobilitas keseharian masyarakat. Selain upaya  mengurangi pencemaran udara, e-bike juga diharapkan mampu menjadi solusi kemacetan ibu kota yang yang ternyata juga dinilai menghambat pertumbuhan ekonomi. Hingga Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan mengungkapkan bahwa kerugian ekonomi yang ditimbulkan oleh kemacetan di area terpadat Indonesia, Jabodetabek, mencapai sekitar Rp 71,4 triliun per tahunnya. 

Gerakan transportasi hijau ini tidak akan berhenti sampai di area kampus saja. Tetapi juga dapat diterapkan di  sekolah, perkantoran, maupun area dengan mobilitas tinggi lainnya dengan harapan bisa membantu memperbaiki kualitas udara sekaligus kemacetan di Indonesia. "Kami akan terus berusaha untuk berkontribusi dalam membangun ekosistem yang lebih hijau," tutur Vivin.

Rencananya sepeda listrik tersebut juga akan diserahkan untuk mendukung acara Konferensi Tingkat Tinggi G20 di Bali November mendatang, bersama dengan sepeda listrik lain Polygon G20 edition. Berbeda dengan sepeda listrik yang biasa dikenal  masyarakat, Polygon e-bike hadir dengan fitur pedal assist, yaitu fitur yang mengharuskan pengendaranya untuk mengayuh sepeda agar bisa merasakan dorongan elektriknya.

Teknologi pedal assist ini sangat membantu pengendara ketika harus melakukan commuting tanpa perlu merasa kelelahan karena tenaga dorongnya mencakup hingga kecepatan 25 km/jam. Selain itu, pengendara juga bisa tetap merasakan esensi dari berolahraga yang menjawab kebutuhan masyarakat akan kesehatan di tengah padatnya aktivitas.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement