Kamis 27 Oct 2022 19:55 WIB

'Rekam Masa', Pameran Seni yang Terintegrasi Blockchain

Museum Nasional Indonesia akan menghadirkan pameran seni rupa bertajuk Rekam Masa.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Ratna Puspita
CEO & Founder Artopologi, Intan Wibisono, dalam workshop pameran seni Rekam Masa: Pameran Seni Terintegrasi Blockchain di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Kamis (27/10/2022).
Foto: dok. istimewa
CEO & Founder Artopologi, Intan Wibisono, dalam workshop pameran seni Rekam Masa: Pameran Seni Terintegrasi Blockchain di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Kamis (27/10/2022).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Museum Nasional Indonesia akan menghadirkan pameran seni rupa bertajuk "Rekam Masa: Pameran Seni Terintegrasi Blockchain". Pameran tersebut akan menampilkan karya-karya seni fisik yang data karyanya terintegrasi dalam jaringan blockchain yang dapat dilihat dalam platform Artopologi.

"Dapat dikatakan, pertama, pameran adalah upaya untuk menampilkan karya dan peristiwa seni yang terkurasi. Kedua, sebagai bentuk edukasi sekaligus aktivasi mengenai penggunaan teknologi rantai blok (blockchain) kepada seniman maupun kolektor dan masyarakat umum," ujar salah satu kurator pameran, Sudjud Dartanto, di Museum Nasional Indonesia, Jakarta, Kamis (27/10/2022).

Baca Juga

Dia menjelaskan, tema "Rekam Masa" diambil sebagai sebuah metafora yang menandai terbukanya seni kontemporer dalam menandai kehidupan pada masa atau zaman sekarang. Makna "Rekam Masa" juga menandai makna stempel waktu yang dimiliki oleh teknologi blockchain.

"Di mana, setiap karya seni dalam pameran terintegrasi ke dalam jaringan rantai blok yang dinyatakan oleh kode kriptografi sebagai sebuah pernyataan otentisitas atas setiap karya yang diinput," kata dosen Institut Seni Indonesia (ISI) Yogyakarta itu.

Rain Rosidi, kurator lainnya dalam pameran tersebut, menerangkan, blockchain merupakan teknologi validasi data yang dilakukan dengan cara desentralistik oleh validator yang tersebar, yang membuat suatu data tidak dapat diubah. Suatu blok data itu diamankan dan diikat satu dengan yang lainnya menggunakan prinsip kerja keamanan kriptografi.

"Seluruh informasi transaksi yang ada di dalamnya bisa dilihat oleh siapa saja karena bersifat transparan untuk orang-orang yang ingin melihatnya. Karena itu, suatu data dapat dengan mudah untuk dilacak riwayat asal-usulnya, dapat dibuktikan oleh stempel waktu yang dinyatakan oleh sistem kriptografi," kata Rain.

Teknologi blockchain memiliki keunggulan, yaitu sifatnya yang lebih transparan, aman, otomatis, dan terdesentralisasi. Dengan keunggulan itu, teknologi blockchain dapat menghasilkan sistem relasi atau interaksi baru, terutama yang berkaitan dengan distribusi aset, termasuk koin kripto dan aset lain yang biasa disebut Non-Fungible Token (NFT).

"Sifat-sifat transparan, aman, otomatis, desentralisasi, dan kekal itu apabila diterapkan dalam melihat modus produksi hingga konsumsi karya dan peristiwa seni maka akan dapat memberikan kontribusi besar terhadap pencatatan sejarah data karya dan peristiwa seni dengan cara baru, baik bagi seniman sendiri maupun bagi pengampu kepentingan yang lain," terang dia.

Pameran "Rekam Masa" akan berlangsung di Museum Nasional Indonesia pada 28 Oktober hingga 6 November 2022. Ada puluhan seniman yang akan berpartisipasi dalam pameran tersebut, yang karya-karyanya sudah dikurasi oleh tiga orang kurator.

CEO & Founder Artopologi Intan Wibisono menerangkan, Artopologi adalah sebuah lokapasar karya seni fisik yang terintegrasi dengan blockchain. Setiap karya seni fisik, seperti lukisan, patung, instalasi seni, yang dipamerkan dan diperjualbelikan di laman Artopologi disertai dengan sertifikat keaslian digital yang terdaftar di blockchain.

"Yang ditransaksikan atau yang ditampilkan di situ karya seni fisik. Jadi transkasinya menggunakan rupiah. Tidak menggunakan cryptocurrency apapun," jelas Intan.

Intan menjelaskan, setiap pengguna lokapasar Artopologi harus mempunyai crypto wallet. Ketika proses jual beli sudah dilakukan, akan ada dua langkah yang akan dilakukan. Karya fisik akan diantarkan ke manapun sesuai keinginan pembeli, sementara sertifikat keaslian digitalnya akan ditransfer melalui crypto wallet.

"Prosesnya akan ada dua hal. Karya fisiknya akan diantarkan ke rumah, ke kantor, ke mana pun itu. Kemudian sertifikat keaslian digitalnya akan ditransfer lewat crypto wallet. Jadi ada dua proses yang terjadi," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement