Rabu 31 Aug 2022 12:01 WIB

Dosen BRI Institute Lakukan Kunjungan Riset Keilmuan ke Jawa Tengah dan Jawa Timur

Kunjungan dilakukan untuk diskusi terkait adopsi digital dan korporasi petani

Dosen BRI Institute telah melaksanakan kunjungan riset keilmuan, dimana kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian Riset Keilmuan dalam skema Riset Desa.
Foto: BRI Institute
Dosen BRI Institute telah melaksanakan kunjungan riset keilmuan, dimana kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian Riset Keilmuan dalam skema Riset Desa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dosen BRI Institute telah melaksanakan kunjungan riset keilmuan, dimana kunjungan ini merupakan bagian dari rangkaian Riset Keilmuan dalam skema Riset Desa yang didanai oleh Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) melalui Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbud Ristek) RI.

Tim dosen periset dari BRI Institute mengunjungi Ngawi dan Karanganyar, kabupaten di provinsi Jawa Timur dan Jawa Tengah, dalam sepekan lalu, yakni pada 22 Agustus sampai 26 Agustus 2022.

Baca Juga

Ketua tim periset hibah riset Keilmuan BRI Institute, Agus Trihandoyo, mengatakan kunjungan tersebut, dilakukan untuk melakukan diskusi dengan koperasi produsen pertanian, dinas pertanian dan ketahanan pangan dengan para petani. Kedua kabupaten ini, memang dikenal sebagai produsen beras teratas di Indonesia.  

“Kedua daerah ini sangat produktif, tujuan kunjungan dan diskusi yang kami lakukan untuk melihat dan mendengar secara langsung tantangan yang dihadapi para petani, khususnya dalam konteks lokal terkait dengan adopsi teknologi digital dan korporasi petani,” terangnya dalam rilis yang diterima, Rabu (31/8/2022).

Lanjutnya, pemahaman konteks lokal ini sangat penting, sehingga informasi yang didapatkan melalui kunjungan lapangan, survei dan wawancara secara langsung dapat dikumpulkan dan diolah sebagai dasar solusi yang akan diterapkan pada dunia nyata.

“BRI Institute merupakan perguruan tinggi yang berbasis pada Teknologi Digital dan sedang dalam proses perubahan nama menjadi Cyber University. Dengan teknologi Informasi memiliki kapasitas untuk menjadi solusi yang dapat membantu petani kecil mengatasi tantangan yang dihadapi selama ini,” katanya.  

Ia menjelaskan solusi digital dapat membantu petani mengakses informasi terbaik, mengadopsi praktik budidaya yang paling efektif, meningkatkan kuantitas dan kualitas produksi pertanian, dan menghubungkan dengan pembeli yang tepat untuk memaksimalkan pendapatan mereka.  

“Digitalisasi harus juga memperhatikan dampak sosial dan tingkat penerimaannya di masyarakat. Selain itu, juga harus mendukung pertanian yang ramah lingkungan dan keberlanjutan pada sistem pangan,” katanya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement