Ahad 31 Jul 2022 07:06 WIB

Dana Abadi PT, Upaya Pemerintah Wujudkan Pendidikan Tinggi Kelas Dunia di Indonesia

Demi pemeringkatan kelas dunia, sejumlah indikator harus dipenuhi perguruan tinggi.

Rep: Rusdy Nurdiansyah/ Red: Endro Yuwanto
Kampus UGM Yogyakarta/Ilustrasi
Foto:

Untuk masuk dalam pemeringkatan kelas dunia, kata Lukman, ada sejumlah indikator yang harus dipenuhi oleh perguruan tinggi. Melalui pemberian Dana Abadi Perguruan Tinggi ini, lanjutnya, diharapkan PTN-BH bisa membiayai kegiatan yang bertujuan untuk meningkatkan indikator tersebut.

"Kami sudah memberikan kebebasan sepenuhnya kepada perguruan tinggi untuk betul-betul melihat indikator apa yang akan dilaksanakan dari Dana Abadi Perguruan Tinggi ini. Sehingga menciptakan ekosistem untuk menunjang perguruan tinggi berdaya saing dan menjadi kelas dunia," ujar Lukman.

Jadi, Lukman menambahkan, anggaran tersebut harus akuntabel dan digunakan untuk kegiatan menuju perguruan tinggi kelas dunia. "Seperti kolaborasi riset, seminar dan semuanya yang bisa mendukung tahapan dan hasil akhirnya menuju kelas dunia," imbuhnya.

Senada dengan itu, Direktur Fasilitasi Riset LPDP, Wisnu Sardjono Soenarso menekankan bahwa PTN-BH secara regulasi mampu mengelola aset finansial secara independen. “Jadi kami berikan dana abadi ini kepada satuan kerja (satker) yang sudah independen, bisa mengelola dan punya kebijakan sendiri,” ujar dia.

 

Terkait kebijakan pengelolaan dana abadi, Wisnu menyampaikan kebijakannya diserahkan kepada perguruan tinggi masing-masing dengan catatan ada 21 aktivitas yang bisa didanai. Beberapa di antaranya adalah untuk bantuan biaya PostDoctoral (pascadoktoral), program riset kerja sama dengan World Class University (WCU), bantuan program pertukaran pelajar, kerja sama pendanaan publikasi, summer course (kursus musim panas), serta membangun international honorary board.

“Ada 21 aktivitas yang disepakati dan didanai. Tentu dari LPDP, yang menjadi perhatian adalah tata kelolanya karena dana abadi ini berasal dari masyarakat, harusnya digunakan sebaik-baiknya dan setepat-tepatnya penggunaannya sehingga tidak ada yang salah sasaran dan salah tujuan. Jadinya, dana abadi tidak bermanfaat,” jelas Wisnu.

Wisnu berpesan kepada 16 PTN-BH untuk bersama-sama menjaga tata kelola dana abadi ini. ”Tidak hanya penggunaannya, tapi juga bagaimana mengelola dana abadi tersebut. LPDP akan dengan senang hati menghubungi PTN-BH satu per satu tentang tips dan triknya mengelola dana abadi,” ucapnya.

 

Pada kesempatan ini, Wisnu menegaskan kembali bahwa Dana Abadi Perguruan Tinggi yang dikelola PTN-BH adalah hasil investasi dari dana abadi yang sebesar Rp 7 triliun. “Kami punya jejaring dengan filantropis di dunia dan industri. Mungkin sama-sama bisa kita gunakan untuk menambah jumlah dana abadi tersebut,” tegasnya.

Salah satu penerima manfaat dana abadi ini, Rektor ITS, Mochamad Ashari, mengapresiasi Kemendikbudristek dan LPDP yang telah mengeluarkan kebijakan Merdeka Belajar Episode 21, Dana Abadi PT. “Kami menyampaikan terima kasih kepada Kemendikbudristek dan LPDP yang sudah membuat program ini dan memberikan kepercayaan kepada PTN-BH untuk mengelolanya. Dengan adanya bantuan yang semakin besar akan membantu masyarakat untuk mendapatkan akses pendidikan,” kata Ashari.

Menurut Ashari, program ini sangat ditunggu-tunggu oleh PTN-BH. “Dana abadi pendidikan ini sangat membantu menambah dana-dana yang sudah ada. Sehingga dana abadi ini memberikan kontribusi yang sangat besar kepada ITS dan kepada masyarakat, alumni-alumni untuk semua saling bergontong royong, membantu sistem pendidikan untuk menjadi berkelas dunia,” ucapnya.

Sambutan positif juga hadir dari Rektor Universitas Negeri Padang, Ganefri yang mengatakan kebijakan Merdeka Belajar episode 21 ini menantang kampusnya untuk meningkatkan kualitas sesuai Tridharma pendidikan tinggi. Menurutnya, dana abadi ini memberikan kesempatan kepada UNP untuk mengubah bentuk kelembagaan dari Perguruan Tinggi Negeri Badan Layanan Umum (PTN-BLU) Ke PTNBH.

“Kami merasakan betul, hari ini kebijakan baik dalam penyusunan anggaran, pengelolaan akademik, tata kelola dan sebagainya itu, kita merasa ada jalan tol di mana kita bisa berlari kencang di jalan tol yang tersedia untuk kita untuk bagaimana perguruan tinggi kita bisa ada pada jajaran perguruan tinggi kelas dunia atau WCU,” papar Ganefri.

Ganefri mengajak perguruan tinggi lainnya untuk memanfaatkan dana abadi secara optimal untuk pengembangan PTN-BH. “Mudah-mudahan kita semua bisa menjadi perguruan tinggi kelas dunia dan memang terjadi peningkatan yang signifikan dengan bantuan dana abadi ini,” pungkas dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement