Kamis 19 May 2022 20:28 WIB

PLTSa Putri Cempo Solo akan Uji Coba Akhir Mei 2022

Hasil pengelolaan sampah akan dikonversi menjadi listrik yang dijual kepada PLN.

Petugas mengendarai motor untuk membuang sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/5/2022). Pemerintah Kota Solo membuka peluang kerjasama pengelolaan sampah dengan wilayah Soloraya dan daerah lainnya termasuk D.I.Yogyakarta, menyusul akan beroperasinya PLTSa Putri Cempo pada akhir tahun 2022 yang membutuhkan bahan baku sampah untuk pembangkit listrik tersebut.
Foto: ANTARA/Maulana Surya
Petugas mengendarai motor untuk membuang sampah di Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Putri Cempo, Mojosongo, Solo, Jawa Tengah, Kamis (12/5/2022). Pemerintah Kota Solo membuka peluang kerjasama pengelolaan sampah dengan wilayah Soloraya dan daerah lainnya termasuk D.I.Yogyakarta, menyusul akan beroperasinya PLTSa Putri Cempo pada akhir tahun 2022 yang membutuhkan bahan baku sampah untuk pembangkit listrik tersebut.

REPUBLIKA.CO.ID, SOLO -- Pembangkit Listrik Tenaga Sampah (PLTSa) Putri Cempo Solo akan mulai diuji coba (commissioning) pada akhir Mei 2022. Awalnya, uji coba direncanakan pada awal Mei, namun diundur.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Surakarta Gatot Sutanto mengatakan untuk saat ini mesin yang akan digunakan sudah terpasang dan tenaga ahli dari India juga sudah siap."Persiapan raw material sudah, penyiapan biodrying sudah dikerjakan di blok A. Tenaga ahli untuk comissioning juga sudah karena mesinnya sesuai dengan yang direncanakan atau tidak kan yang buat yang tahu," katanya, Kamis (19/5/2022).

Baca Juga

Proses yang juga harus diikuti adalah assessment dari PLN yang nantinya akan mendistribusikan listrik tersebut ke masyarakat."Yang penting nanti setelah commissioning ada evaluasi, harapannya berjalan sesuai rencana. Target operasionalnya Desember," katanya.

Ia mengatakan untuk uji coba mesin yang dilakukan pada akhir Mei itu baru sebagian dari seluruh mesin yang akan beroperasi di PLTSa Putri Cempo. Untuk mesin berikutnya akan terpasang di kisaran bulan Oktober atau November.

"Itu commissioning yang kedua. Memang molor dari jadwal, karena (pengiriman mesin) tergantung kelancaran kepabeanan, distribusi. Akibat COVID-19 transportasi laut terhambat. Hampir sebulan terhenti di Malaysia, penumpang sepi, shipping kan nunggu barang penuh," katanya.

Sementara itu, untuk sampah yang bisa diolah yakni sampah yang mengandung karbon, seperti sampah organik dan sampah anorganik. Ia mengatakan untuk sampah anorganik yang dapat diolah yakni sampah plastik, kain, karet sintetis.

"Kalau besi, logam, dan kaca tidak bisa. Makanya sebelum masuk mesin dipilah terlebih dahulu," katanya.

PLTSa Putri Cempo merupakan proyek kerja sama dengan badan usaha (KPBU). PLTSa ini diperkirakan berkapasitas 540 ton/hari. Hasil pengelolaan sampah akan dikonversi menjadi listrik dengan kapasitas output 5 MW akan dijual kepada PLN.

sumber : antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement