Rabu 30 Mar 2022 14:00 WIB

Digitalisasi Kampus, TECH Libatkan 160 PTS di Indonesia

TECH siap memfasilitasi 160 perguruan tinggi swasta dalam digitalisasi kampus.

Ketua Umum APTISI, M Budi Djatmiko (Kanan)
Foto:

Ketua Umum APTISI, M Budi Djatmiko, mengapresiasi langkah kongkret yang telah diwujudkan melalui platform EDUFECTA dalam mendukung kemajuan dunia pendidikan Indonesia. Kolaborasi dengan pihak swasta, kata dia, menjadi hal utama di era seperti sekarang. 

“Pihak swasta menjadi salah satu komponen stakeholders penting untuk bisa memajukan dunia pendidikan kita. Rasanya kehadiran dari EDUFECTA ini menjadi respons positif yang kami sambut dengan hati lapang,” kata Budi. 

Budi mengatakan program percepatan digitalisasi kampus yang dikembangkan oleh EDUFECTA ini sangat sejalan dengan Kampus Merdeka yang telah dijalankan oleh pemerintah. “Kolaborasi perguruan tinggi swasta dengan memanfaatkan EDUFECTA ini menjadi penting untuk kemajuan dunia pendidikan kita,” ujarnya. 

Sementara, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim mengapresiasi inisiatif APTISI yang mengadakan webinar dengan tema yang sangat relevan dengan situasi yang dihadapi  Pendidikan Tinggi. Salah satu dampak disrupsi digital yang saat ini sedang terjadi dan akan terus berlanjut adalah perubahan kebutuhan lapangan pekerjaan.

"Sampai tahun 2030 nanti, akan ada 23 juta lapangan pekerjaan yang diganti dengan teknologi automasi yang dibarengi dengan munculnya peluang 27-46 juta pekerjaan baru, dimana 10 juta diantaranya belum pernah ada sebelumnya. Ini tandanya kita semua harus bertransformasi, kita tidak bisa lagi menerapkan cara pembelajaran yang sama seperti puluhan tahun lalu untuk mahasiswa kita yang menghadapi tantangan disrupsi digital,"kata dia

Menurut Nadiem, kampus-kampus di Indonesia harus lebih semangat dan tanggap dengan perubahan. Para Mahasiswa harus lebih merdeka untuk belajar hal-hal yang sesuai dengan minatnya, tidak lagi dibatasi oleh  jurusan atau prodi.

"Itulah yang menjadi nyawa dari Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Kami dari KemendikbudRistek percaya bahwa pendidikan tinggi akan bisa beradaptasi dengan perubahan zaman jika lingkungan kampus itu memerdekakan mahasiswanya dan dosennya untuk terus mengembangkan diri,"kata dia.

Dalam hal ini, kata Nadiem, peran para pimpinan perguruan tinggi sangatlah penting. Ratusan ribu mahasiswa di seluruh Indonesia sejak 2 tahun lalu sudah berlomba-lomba untuk ikut 7 program nasional MBKM termasuk dari kampus-kampus swasta.

"Para mahasiswa kita sangat semangat untuk belajar dan mencari pengalaman di luar kampus, tetapi belum semua mendapatkan kesempatan berharga ini karena terbentur oleh sistem di kampusnya,"kata dia. 

Dijelaskan Nadiem, para pimpinan dan perguruan tinggi harus menggerakan perubahan sistem management kampus sehingga mahasiswa peserta MBKM akan mendapatkan hak transfer SKS untuk program yang diikutinya.

"Saya yakin ibu dan bapak perguruan tinggi disini ingin para mahasiswa kita siap menghadapi tantangan masa depan. Saya berharap melalui webinar ini, ibu dan bapak pimpinan perguruan tinggi swasta mau berkomitmen melakukan transformasi untuk mempersiapkan generasi muda kita dengan mewujudkan merdeka belajar," kata dia.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement