Jika kita telusuri kembali ketujuh ayat di atas, maka terdapat dua ayat yaitu Qs. Al-An’am/ 6: 151 dan Qs. Al-Isra’/17: 31 yang redaksi lafadznya mirip namun penekanannya (ta’kid) ada pada petikan akhir ayat soal jaminan rezeki Allah untuk kedua-duanya yakni orangtua dan anak-anaknya juga sebaliknya, bagi anak-anaknya dan orangtuanya.
Dalam Qs. Al-An’am/6: 151, Ibn Katsir menyebut bahwa terdapat lima perintah dalam ayat ini.
Pertama, larangan syirik.
Kedua, disusul anjuran berbuat ihsan pada kedua orangtua.
Ketiga, larangan membunuh anak lantaran takut miskin.
Keempat, anjuran menjauhi perbuatan keji (fahisyah) dan terakhir larangan membunuh jiwa yang diharamkan Allah.
Ibnu Katsir berpendapat bahwa kelima perintah ini adalah perintah mulia yang berasal langsung dari Allah yang Maha Menciptakan, Menyempurnakan dan Mendidik manusia agar mereka menjaga perilakunya baik pada Allah sebagai pencipta maupun pada sesama manusia.
Sementara dalam Qs. Al-Isra/ 17: 31 didahului dengan perintah menjauhi zina disusul dengan ayat larangan membunuh anak-anak. Diriwayatkan dari Ibnu Abbas dalam menafsirkan ayat ini, pada masa Jahiliyah, masyarakat kala itu tidak memandang jahat melakukan zina secara tersembunyi, tetapi mereka memandang jahat kalau dilakukan secara terang-terangan. Maka dengan ayat ini Allah secara tegas mengharamkan zina secara terang-terangan atau tersembunyi karena dampak yang akan ditimbulkannya: hamil di luar nikah, aborsi dan dampak negatif lainnya.
Kedua ayat yang telah disebutkan di atas memberikan tuntunan sekaligus #penguatspiritual langsung dari Allah bahwa rezeki dalam berbagai bentuknya pasti terlimpah selama nafas masih ada, sehingga keputusasaan akan rezeki (rahmat) dari Allah atau pilihan untuk mengakhiri hidup bukan menjadi solusi untuk setiap beban hidup yang tengah dihadapi.
Semoga uraian di atas membuat kita kembali sadar bahwa tiap-tiap makhluk sudah ditetapkan rezekinya oleh Tuhan yang Maha Barr (Tuhan yang kebaikan-Nya terlimpah ruah). Himpitan ekonomi, beban finansial, serta aneka ujian kehidupan adalah bentuk kasih sayang agar kita lebih mendekat pada-Nya, mengikhtiarkan yang terbaik untuk diri dan keluarga dengan tetap menyerahkan hasilnya pada Sang Maha Pencipta. Kesadaran untuk menjalani peran baik sebagai istri, ibu, anak, suami, ayah dengan penuh tanggung jawab, tulus ikhlas dan saling mendukung sangat penting sebab semua amanah yang melekat saat ini akan dimintai pertanggungjawabannya kelak. Demikian, wallahu a’lam.