Di Forum Parlemen Dunia, Puan Suarakan Harapan Generasi Muda Soal Perubahan Iklim

Ketua DPR RI Puan Maharani memfasilitasi suara-suara dari generasi muda

Senin , 21 Mar 2022, 15:54 WIB
Ketua DPR RI Puan Maharani memfasilitasi suara-suara dari generasi muda yang menginginkan dunia menjadi lebih baik lewat gerakan nyata mengatasi perubahan iklim. Ilustrasi.

Melati mengaku sudah sejak usia 12 tahun mengampanyekan penghentian polusi plastik dan melakukan berbagai gerakan. Ini ia lakukan berawal karena tidak ingin Bali yang indah tercemar oleh polusi plastik. “Sekarang setelah hampir 10 tahun, hal itu sudah terealisasi. Kami mendengar kita harus take action, maka jangan lagi cuma berbicara. Kami tidak butuh lebih banyak lagi konferensi-konferensi,” tegasnya.

Melati mengungkap pemanasan global telah menyebabkan banyak bencana seperti mencairnya es di kutub, hutan terbakar, dan masih banyak lagi. Perubahan iklim disebutnya  dapat membuat manusia kehilangan tempat tinggal, munculnya penyakit baru, termasuk pandemi, jika tidak ada aksi nyata.

“Perubahan iklim sudah ada dan sedang terjadi. Ini kenyataan buat kita. Banyak pemuda di dunia punya visi, ide, untuk membangun agar dunia menjadi lebih baik. Namun kami membutuhkan contoh,” sebut Melati.

Perempuan 21 tahun itu pun meminta agar pemimpin dunia, termasuk dari kalangan parlemen, memberikan kebijakan serius terkait masalah perubahan iklim. “Kita pemuda di sini serius mengenai perubahan. Kita sudah siap. Bagaimana dengan kalian?” tantang Melati ke para anggota parlemen negara-negara dunia di forum IPU.

Setelah Melati, Puan juga mengundang Presiden Forum of Young Parliamentarians, Sahar Albazar dari Mesir, untuk menyampaikan aspirasi. Ia menyatakan juga berbicara sebagai perwakilan kaum muda dan generasi penerus. Menurut Sahar, penggunaan emisi dan berbagai perilaku penyebab pemanasan global sudah ada sejak generasi muda saat ini lahir.

“Akan tetapi kami yang akan merasakan dampaknya, kami yang akan memperbaiki kerusakan-kerusakannya,” urai Sahar.

Para pemuda di dunia disebut tak merasa puas dengan kebijakan-kebijakan pemimpin dalam mengatasi perubahan iklim. Untuk itu, Sahar mengajak seluruh generasi muda di dunia melakukan aksi. “What can we do? Kita melakukan aksi sesuai paris agreement dan untuk sampai sana kami membutuhkan partisipasi lebih banyak lagi dari kalangan muda. Termasuk di parlemen-parlemen dunia agar kita lebih banyak didengar dan bisa berbicara,” ujarnya.

Di forum ini, sebuah pesan video dari mantan Sekjen PBB, Ban Ki-moon, turut disampaikan. Ban Ki-moon menjadi tokoh yang selalu mendorong tindakan nyata di semua tingkatan untuk menanggulangi perubahan iklim.

Selain itu, delegasi IPU diingatkan pada pesan dari Sekjen PBB saat ini, Antonio Guterres, yang disampaikan dalam peluncuran laporan terbaru The Intergovernmental Panel on Climate Change atau IPCC sebagai badan keilmuan PBB untuk perubahan iklim. Delegasi IPU juga mendapat pesan dari Ketua Parlemen Tuvalu, Samuelu Penitala Teo. Tuvalu merupakan salah satu negara pulau dan berkembang di kawasan Pasifik yang mengalami secara langsung efek yang sangat merugikan dari perubahan iklim.

Puan lalu mengingatkan forum IPU agar serius menanggapi aspirasi dan pesan-pesan yang telah disampaikan tersebut. Ia mengatakan parlemen harus mampu memberi contoh melakukan aksi nyata penanggulangan perubahan iklim. “Dan mari kita tunjukkan bahwa Parlemen dapat berkontribusi mewujudkan dunia yang lebih aman, adil, dan sejahtera,” tegas Puan.

Sekjen IPU Martin Chungong menyatakan mempromosikan pemberdayaan pemuda menjadi salah satu agenda IPU. Para pemuda disebut harus diberi kesempatan untuk membawa perubahan pada dunia. “Kita harus katakan yes untuk pemuda-pemuda di dalam parlemen,” kata Chungong.