Selasa 22 Feb 2022 22:11 WIB

Nadiem Ungkap Penyebab Utama Punahnya Bahasa Daerah

Dari 718 bahasa daerah, sayangnya banyak yang terancam punah.

Rep: Ronggo Astungkoro/ Red: Dwi Murdaningsih
Ilustrasi Bahasa Daerah.
Foto: Antara
Ilustrasi Bahasa Daerah.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek), Nadiem Makarim, mengungkapkan salah satu penyebab utama punahnya bahasa daerah. Menurut dia, salah satu penyebab utamanya itu adalah karena para penutur jatinya tidak lagi mewariskan bahasa daerah ke generasi berikutnya.

"Indonesia memiliki sekitar 718 bahasa daerah, namun sayangnya banyak yang terancam punah. Penyebab utamanya adalah para penutur jatinya tidak lagi menggunakan dan mewariskan bahasanya pada generasi berikutnya,” ungkap Nadiem saat peluncuran "Merdeka Belajar Episode Ke-17: Revitalisasi Bahasa Daerah" yang dilakukan secara daring, Selasa (22/2/2022).

Baca Juga

Untuk itu, Nadiem mengatakan, salah satu strategi revitalisasi bahasa daerah adalah dengan mendorong satuan pendidikan memuat pelajaran bahasa daerah sebagai muatan lokal di jenjang sekolah dasar dan sekolah menengah. Hal itu juga perlu didorong oleh kebijakan pemerintah daerah masing-masing.

Nadiem menuturkan, untuk wilayah-wilayah yang tidak punya bahasa daerah yang dominan, maka muatan lokal dapat disesuaikan dengan kebutuhan daerah masing-masing. Jadi, nantinya pilihan benar-benar ada pada masing-masing sekolah.

“Namun, wajib tidaknya bahasa daerah menjadi muatan lokal di sekolah, akan tergantung kebijakan masing-masing pemerintah daerah. Kalau bukan kebebasan masing-masing daerah, berarti bukan Merdeka Belajar. Jadi tergantung," kata Nadiem.  

Menurut Nadiem, hadirnya program Revitalisasi Bahasa Daerah akan semakin menggugah sekolah untuk bergerak mengembangkan pembelajaran bahasa daerah yang membangkitkan kreativitas peserta didik. Dia berharap sekolah dapat menggerakkan bahasa daerah bagi para pelajar dan membuat jembatan lintas generasi, yang kembali pada identitas bangsa dan merayakan kebinekaan.

 

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement