Sabtu 25 Dec 2021 10:27 WIB

Sudahkah Merdeka Belajar Kampus Merdeka Memerdekakan Mahasiswa?

Survei dampak MBKM melibatkan dosen dan mahasiswa.

Diskusi daring hasil penelitian Merdeka Belajar Kampus Merdeka, Jumat (25/12).
Foto:

Sedangkan anggota tim peneliti Gatot Gunarso, MSc mengatakan, hasil penelitian menunjukkan bahwa keputusan untuk mengikuti atau terlibat dalam program MBKM, paling banyak dipengaruhi oleh pengaruh sosial peserta seperti keinginan untuk merasakan pengalaman di bidang lain selain bidang kuliahnya. Selain itu, berkontribusi kepada masyarakat, ingin merasangan tantangan baru dan ingin “exist”, dan karena teman-temannya ikut dalam program MBKM.  

Sedangkan kepuasan mahasiswa terhadap program MBKM secara positif dipengaruhi oleh partisipasi mahasiswa. Adanya partisipasi dari mahasiswa meningkatkan kemungkinan kepuasan yang tinggi terhadap program MBKM.

Pengaruh sosial yang positif idealnya didapatkan oleh mahasiswa disaat akan memutuskan untuk mengikuti program dan berlanjut pada saat melaksanakan program, bahkan hingga setelah melaksanakan program untuk mencapai kepuasan yang tinggi dan berkesinambungan. Sebab kepuasan akan tercapai ketika harapan sesuai dengan kenyataan yang diterimanya.

Apabila pengaruh sosial yang positif tidak berlanjut hingga ke akhir pelaksanaan program MBKM, maka akan ada peluang munculnya persepsi negatif mahasiswa terhadap program akibat ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan.

Kerjasama antara seluruh stakeholder dalam pelaksanaan program MBKM sangat diperlukan untuk menciptakan lingkungan sosial yang berpengaruh positif terhadap motivasi mahasiswa dalam mengikuti program. Hal ini tentu tidak mudah untuk dilakukan, namun persepsi postif dan komitmen bersama dalam melaksanakan program MBKM dapat menjadi kunci keberhasilan dalam pemenuhan harapan mahasiswa terhadap program MBKM dan berujung pada kepuasan yang tinggi.

Penelitian ini juga menemukan bahwa kunci keberhasilan dari implementasi MBKM di perguruan tinggi ada pada kombinasi dari 2 strategi, yaitu kombinasi antara kolaborasi dan transformasi digital. Kolaborasi disini juga diperluas bukan sebatas hanya dosen dengan mahasiswa, namun juga dengan dunia industri; sedangkan transformasi digital bicara tentang bagaimana perguruan tinggi mampu menciptakan ekosistem digital yang menunjang proses belajar-mengajar yang fleksibel dan kolaboratif.

Dari kombinasi kedua strategi tersebut, pengalaman pembelajaran yang diterima oleh para anak didik akan mengarah pada student-centered dan experiential melalui pendekatan partisipatif dan kolaboratif yang menekankan pada pembahasan studi kasus dan projek-projek yang mensimulasikan permasalahan riil lapangan.

Marcel, MTI mengatakan, perguruan tinggi dituntut untuk mampu mencetak anak didik yang siap menghadapi era transformasi digital. Meninjau peran perguruan tinggi sebagai 'gateway' ilmu pengetahuan dan menjadi salah satu pilar utama untuk menghasilkan para talenta dengan kompetensi digital yang berkualitas, maka transformasi jelas bukan sebuah opsi namun keharusan dalam jangka panjang untuk mempertahankan eksistensi dan sustainability dari perguruan tinggi itu sendiri.

"Strategi tahap awal yang dilakukan sebagai tindak lanjut penelitian ini  adalah dengan membuat prototype kerangka kerja yang menentukan dimensi cakupan dan prioritas dari transformasi digital yang akan dilakukan," ujar Marcel menutup sesi wawancara dengan tim peneliti dari Ukrida dalam Penelitian dalam Pendaanaan  Program Penelitian Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka berbasis Hasil Penelitian dan Purwarupa PTS Ditjen Diktiristek 2021.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement