Selasa 02 Nov 2021 17:03 WIB

Porsche Mulai Bangun Pabrik Bahan Bakar Sintetik

Bahan bakar sintetik bisa dibuat dari material yang ramah lingkungan.

Rep: Eric Iskandarsjah Z/ Red: Dwi Murdaningsih
Porsche
Porsche

REPUBLIKA.CO.ID, STUTTGART -- Sejumlah pabrikan menilai masa depan mesin konvensional atau internal combustion engine (ICE) akan pupus. Sebab, mesin konvensional itu perlahan akan digeser oleh mesin elektrik yang lebih ramah lingkungan.

Ternyata, Porsche melihat bahwa mesin konvensional masih memiliki masa depan. Dikutip dari Drive pada Selasa (2/11), Porsche menilai  mesin konvensional masih memiliki masa depan karena masih berpeluang untuk dapat menjadi mesin yang ramah lingkungan.

Baca Juga

Hal itu dapat dicapai dengan penggunakan bahan bakar sintetik. Artinya, bahan bakar itu tak lagi dibuat dari material fosil dan bisa jadi bahan bakar netral karbon.

Keyakinan Porsche itu pun dibuktikan lewat pembangunan pabrik bahan bakar sintetik di Chile. Bahkan, agar bahan bakar itu bisa diproduksi secara ramah lingkungan, maka fasilitas produksi itu akan menggunakan tenaga angin.

Rencana pembangunan pabrik ini sendiri tetap beriringan dengan rencana soal mobil listrik. Diharapkan, dengan adanya bahan bakar sintetik, maka mobil konvensional bisa tetap digunakan tapi bisa beroperasi dengan minim emisi.

Porsche Vice-President, Dr Frank Walliser mengatakan, proses produksi bahan bakar sintentik ini akan dihadirkan dengan proses dan biaya yang efisien. "Harga bahan bakar fosil di Eropa akan terus naik. Oleh karena itu, bahan bakar sintetik bisa menawarkan nilai lebih," kata Dr Frank Walliser.

Ditargetkan, pabrik bahan bakar sintetik itu mulai beroperasi pada 2022. Pada tahap awal, pabrik itu akan memproduksi 130 ribu liter bahan bakar yang akan digunakan sebagai bahan bakar dalam kegiatan balap mobil.

Ia meyakini bahan bakar tersebut mampu menekan emisi karbon dioksida hingga 85 persen. Menurutnya, bahan bakar ini dapat diterapkan pada produk-produk Porsche tanpa harus melakukan modifikasi mesin.


Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement