Senin 11 Oct 2021 00:03 WIB

Nikmatnya Menyesap Aroma Arabika di Sela PON Papua

Keajaiban kopi bisa dirasakan tak hanya oleh Alfa dan Avriandi, tapi rakyat Papua.

Barista (Peracik Kopi) menyeduh kopi.
Foto:

Dorong ekonomi lewat kopi

Alfa dan teman-teman juga memberikan edukasi tentang cara pemrosesan kopi yang baik. Misal kopi V60 atau Vietnam drip mulai digemari. 

Sebagaimana daerah lain di Indonesia, Alfa menyebut kopi susu juga menjadi tren di Jayapura. Tren tersebut juga dirasakan Avriandi Numberi.

Pria asal Serui yang baru menuntaskan pendidikan di Universitas Gajaya Malang itu juga membuka usaha kopi di Festival PON Kopi Papua. Tren konsumsi kopi di Jayapura yang terus meningkat sejak 2019 hingga 2020 menjadi alasan Avriandi untuk turut nyemplung ke industri kopi. 

"Mulai buka kedai-kedai kecil," kata Avriandi tentang usaha perkopian di Ibu Kota Papua itu.

Melalui Namta Coffee Papua, Avriandi menyajikan kopi Papua asal Wamena. Biji kopi Wamena cenderung asam dan tidak terlalu pahit.

Avriandi bergabung dengan komunitas Papua Muda Inspiratif yang di-inisiasi staf khusus Presiden RI Billy Mambrasar. Billy dikenal sebagai aktivis sosial dan pengusaha muda Papua.

Di bawah naungan Papua Muda Inspiratif, Avriandi mendapat modal usaha. Dia juga berkesempatan menempuh pendidikan barista di Esperto Barista Course.

Pria berusia 24 tahun itu lantas diberangkatkan ke Jakarta agar kembali ke Papua untuk berbagi ilmu kepada anggota lain di komunitasnya. Itu adalah langkah agar anak-anak muda Papua berminat menjadi wirausaha.

Baca juga : Elon Musk Jadi Orang Terkaya Dunia, Kekayaannya Dahsyat!

"Anak-anak papua harus berbisnis, jangan kita berpikir kerja jadi PNS. Kita harus berpikiran untuk berbisnis dan kita harus berkembang di tanahnya kita sendiri," katanya.

Saat ini, Avriandi sedang mencari tempat tetap untuk Namta Coffee Papua.

Deputi Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Papua Dody Irianto melihat tiga sektor yang berpotensi sebagai pertumbuhan ekonomi kreatif di provinsi Papua, yaitu perikanan, pertanian, serta pariwisata dan tentu kopi ada di dalamnya. Masing-masing sektor memiliki Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebesar 4,7 persen, 5,21 persen dan 7,7 persen, sehingga pertumbuhan pada sektor tersebut diharapkan menopang pertumbuhan sektor non-tambang di Papua.

"Pengembangan sektor pariwisata dapat menjadi salah satu katalis positif untuk mendorong pemulihan ekonomi yang berkelanjutan di provinsi Papua," ujar Dody.

Pengembangan potensi, menurut Dody, dapat ditingkatkan dengan didorong oleh dukungan dan komitmen pemerintah daerah dan para pemangku kepentingan lain dalam melakukan pengembangan pariwisata. "Pengembangan pariwisata yang diperlukan meliputi aspek atraksi, aksesibilitas, serta amenity," kata dia.

Upaya kedua terkait pariwisata adalah peningkatan kesadaran masyarakat untuk menjaga potensi daerah sebagai destinasi pariwisata. Selain itu, perlu juga program-program promosi pariwisata di provinsi Papua, salah satunya Festival PON Kopi Papua yang digelar di Taman Mesran Papua pada 3-9 Oktober 2021.

Baca juga : Anies Berangkat ke Jayapura Tinjau Atlet DKI di PON Papua

"Kami berharap festival ini dapat menjadi momentum peningkatan pariwisata Papua untuk menjadi sektor pariwisata sebagai pilar pertumbuhan ekonomi di provinsi Papua, sejalan dengan moto Papua Bangkit yang ada di Provinsi Papua," kata Dody.

Harapannya, keajaiban kopi bisa dirasakan tidak hanya oleh Alfa dan Avriandi tapi juga masyarakat Papua dari wilayah utara hingga selatan, dari daerah pegunungan hingga titik nol di Merauke.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
Advertisement
Advertisement