Menghadapi perkuliahan tatap muka, Unisa telah mengintensifkan pelaksanaan vaksinasi kepada seluruh elemen yang ada di kampus. Menurut Rektor, pelaksanaan vaksinasi sudah dilakukan tiga kali. Setidaknya, dosis yang disuntikkan sudah mencapai 7.609 dosis vaksin.
"Insya Allah (vaksinasi) ini akan terus kita lakukan sekaligus persiapan untuk mahasiswa dalam (memulai) pembelajaran offline (tatap muka)," kata Warsiti saat memberikan sambutan dalam Wisuda Periode September 2021 yang digelar secara daring dan luring terbatas, Selasa (21/9).
Warsiti menambahkan, Unisa Yogyakarta merupakan pelopor diselenggarakannya vaksinasi oleh perguruan tinggi di DIY. Dalam pelaksanaan vaksinasi tersebut, Unisa menggandeng berbagai pihak baik Muhammadiyah Covid-19 Command Center (MCCC), Pimpinan Pusat 'Aisyiyah, RS PKU Muhammadiyah se-DIY, Dinas Kesehatan DIY, TNI Polri dan Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) Wilayah V DIY.
Selain menyelenggarakan secara internal, Unisa Yogyakarta juga ikut berkontribusi dalam penyelenggaraan vaksinasi di DIY. Salah satunya dengan mengirimkan tenaga vaksinator di beberapa kegiatan vaksinasi yang digelar pemerintah di DIY.
" Ini sebagai upaya promosi untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 melalui vaksinasi. Unisa Yogyakarta meningkatkan literasi tentang vaksin kepada masyarakat melalui berbagai media," jelas rektor.
Sekretaris (LLDikti) Wilayah V DIY, Bhimo Widyo Andoko mengatakan, Kemendikbud-Ristek telah mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2021 Tentang Penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka Tahun Akademik 2021/2022. Dalam SE tersebut diatur bahwa daerah yang menerapkan PPKM level 3 seperti DIY sudah dapat menyelenggarakan perkuliahan tatap muka.
"DIY sudah ditetapkan bahwa PPKM turun level ke level 3 dan perguruan tinggi di DIY dapat melaksanakan pembelajaran tatap muka," kata Bhimo.
Walaupun begitu, kata Bhimo, perguruan tinggi yang akan melaksanakan tatap muka diharapkan tetap memprioritaskan aspek kesehatan dan keselamatan warga kampus. "Kami percaya dengan Unisa Yogyakarta telah melakukan persiapan tatap muka dengan lebih baik," ujarnya.
Ia pun meminta agar saat dimulainya perkuliahan tatap muka ini nantinya diterapkan sistem blended learning. Artinya, memadukan antara sistem daring dan luring agar pelaksanaan protokol kesehatan tetap berjalan dengan ketat.