Menjadi Orang Tua Asuh
Pertanyaan selanjutnya muncul: Setelah gerakan menyantuni yatim piatu itu marak, lantas apakah permasalahan selesai? Kiranya hal itu perlu didiskusikan ulang. Gerakan menyantuni yatim piatu, Setidaknya memiliki dua sisi. Satu sisi akan menyelesaikan permasalahan, satu sisi belum bisa menuntaskan persoalan.
Gerakan menyantuni anak yatim bisa jadi selesai secara meterial. Kehidupan anak-anak yatim piatu akan tercukupi. Kebutuhan keseharian, makan, biaya sekolah, semua bisa tercukupi. Namun secara mental, bisa jadi akan menimbulkan persoalan. Dampak psikososial bagi yatim piatu akan terus ada jika tidak ada yang mendampingi.
Sebab anak-anak yang masih kecil, masih memerlukan panutan dan tuntunan. Mereka membutuhkan kasih sayang dan pengarah untuk memilih dan memilah pilihan yang akan menjadi pedoman hidup.
Memberikan pendidikan yang baik dan benar merupakan kelanjutan dari pelaksanaan tanggung jawab setelah menyantuni. Pemerintah, lembaga, atau masyarakat bukan sekadar memberikan pemenuhan hidup, melainkan juga memberikan pandangan hidup. Mendidik yatim piatu berarti membahagiakan hidup mereka dan memberikan pandangan optimis akan masa depannya.
Pada mulanya pemeliharaan, pengasuhan dan pendidikan yatim piatu adalah wajib bagi saudara kandung serta kaum kerabat, jika mereka ingin mengatasi kondisi-kondisi psikologis dan moral yatim piatu, maka tidak ada alternatif lain bagi mereka selain melebihkan kasih sayang dan perhatian kepada mereka, termasuk memberikan perasaan bahwa mereka itu di cintai, diperlakukan dan dikasihi sebagaimana anak-anak mereka sendiri.
Jika saudara kandung dan kaum kerabat tidak ada, maka negara atau lembaga-lembaga sosial wajib memelihara, mengatur, mendidik mereka, disamping mengangkat eksistensi dan derajat hidup mereka. Sebab anak adalah amanat konstitusi yang harus di jaga
Solidaritas memberi santunan dan berlomba-lomba menjadi orang tua asuh perlu diapresiasi. Namun gerakkan ini harus dikembangkan untuk gerakan yang lebih panjang: Menjaga, mendidik, dan mendampingi yatim piatu untuk menatap masa depan.