Sabtu 07 Aug 2021 14:40 WIB

Vaksinasi Santri, Ikhtiar Lindungi Para Calon Dai

Vaksinasi di lingkungan pesantren bertujuan mempercepat herd immunity.

Petugas kesehatan menyuntikkan vaksin COVID-19 kepada santri di Pondok Pesantren Al Islah Tajug, Sudimampir, Balongan, Indramayu, Jawa Barat, Kamis (29/7/2021). Sebanyak 1.000 santri mendapatkan suntikan vaksin sebagai upaya menanggulangi penyebaran COVID-19 di lingkungan pesantren.
Foto:

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD berkata, peran para ulama saat dalam proses pemberian vaksin di lingkungan pesantren adalah untuk mendukung peningkatan implementasi kesehatan. Menurut Mahfud, memperkuat kolaborasi bekerja secara kolektif berdasarkan kesadaran bersama adalah langkah yang cukup efektif.

Ia berkata, tidak bisa ormas-ormas keagamaan dan berbagai kekuatan masyarakat dibiarkan bekerja sendiri. "Mari kolaborasiinya diperkuat," tutur Mahfud dalam Silaturrahim Virtual bersama Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas, BNPB, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dengan Alim Ulama, Pengasuh Ponpes, Pimpinan Ormas Lintas Agama, dan Forkopimda se-Jawa Tengah, Sabtu (31/7).

photo
Menkopolhukam Mahfud MD. - (ABRIAWAN ABHE/ANTARA )

 

Kementerian Agama (Kemenag) memang saat ini sedang mengupayakan agar ponpes, rumah ibadah, dan lembaga pendidikan keagamaan lainnya bisa dioptimalkan dalam percepatan vaksinasi dan difungsikan sebagai lokasi sentra vaksinasi. "Pemerintah sedang menggerakkan percepatan vaksinasi," kata Wakil Menteri Agama (Wamenag) Zainut Tauhid Sa'adi, dalam pesannya, Kamis (29/7).

Ia menilai peran pesantren dan rumah ibadah dalam upaya percepatan vaksinasi sangat sentral di tengah masyarakat. Ia mencontohkan jika vaksinasi dilakukan di lingkungan pesantren di seluruh Indonesia, maka bisa menyasar para santri mulai dari usia 12 tahun, termasuk warga sekitar.

Di sisi lain, para penyuluh agama yang sebelumnya diterjunkan untuk menyosialisasikan manfaat vaksin, diminta menggandeng para ulama dan tokoh masyarakat sampai tingkat majelis taklim yang menjadi binaan mereka. Ia berpendapat, pesantren sangat strategis dalam percepatan vaksinasi untuk anak-anak. "Ribuan bahkan mungkin jutaan santri, usianya di atas 12 tahun," kata Zainut.

Kementerian Kesehatan mencatat hingga 2 Agustus 2021, jumlah rakyat Indonesia yang sudah dua kali mendapat suntikan vaksin Covid-19 hampir 21 juta jiwa, tepatnya 20.934.425 orang. Angka ini bertambah 261.346 orang dari hari sebelumnya.

photo
Santri menunggu masa observasi usai disuntik vaksin Covid-19 Sinovac dosis pertama di Pondok Pesantren Ummul Qura, Tangerang Selatan, Banten, Ahad (1/8). Sekitar 500 santri telah disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama yang diselenggarakan Badan Intelejen Negara (BIN) bersama Kementerian Agama Tangerang Selatan guna mempercepat pemerataan vaksin bagi masyarakat dan kalangan pelajar. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

 

Jumlah warga yang telah mendapat suntikan dosis pertama vaksin Covid-19 pada Senin bertambah 208.315 orang menjadi seluruhnya 47.686.483 orang. Pemerintah menargetkan bisa melakukan vaksinasi Covid-19 pada 208.265.720 penduduk guna mewujudkan kekebalan komunal terhadap penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus corona tipe SARS-CoV-2.

Pelaksanaan vaksinasi Covid-19 dimulai dari sumber daya manusia bidang kesehatan dan kemudian dilanjutkan pada pekerja sektor pelayanan publik dan warga lanjut usia (lansia), warga yang berusia 60 tahun ke atas. Setelah itu pelayanan vaksinasi diperluas ke warga pra-lansia (50 tahun ke atas) hingga anak-anak berusia 12 sampai 17 tahun, termasuk para santri di berbagai ponpes.

Vaksinasi di pondok pesantren tidak hanya digelar oleh BIN. Pimpinan Cabang Nahdatlul Ulama (PCNU) Tangsel Peduli Kemanusiaan juga ambil bagian dalam ikhtiar lahir dengan mengadakan vaksinasi Covid-19 di lingkungan ponpes. Pada 2 Agustus 2021, program vaksinasi "Jaga Kiai" itu digelar di Pondok Pesantren Al Tsaniyyah.

photo
Pimpinan Cabang Nahdatlul Ulama (PCNU) Tangsel Peduli Kemanusiaan ambil bagian dalam ikhtar lahir dengan mengadakan vaksinasi Covid-19 kepada masyarakat Kota Tangsel. Kegiatan dipusatkan di Pondok Pesantren Al Tsaniyyah melalui program Jaga Kiyai, Sabtu (02/08).  - (Istimewa)

Ketua Satgas NU Tangsel Peduli Kemanusiaan, Ahmad Syamsuddin, program vaksinasi itu berkat kerja sama PCNU Kota Tangsel, Polres Tangerang Selatan, BAZNAS RI, NU Care-LAZISNU, Lembaga Kesehatan Nahdlatul Ulama (LKNU) Tangerang Selatan RMI Tangsel, Lembaga Kemaslahatan Keluarga Nahdlatul Ulama (LKKNU), Banser, dan HPN. Sebanyak 750 peserta yang berasal dari pimpinan pondok pesantren (kiai), santri, wali santri para ustadz, dan masyarakat sekitar Ponpes Al Tsaniyyah, divaksinasi.

"Alhamdulillah antusiasme masyarakat sangat baik. Sejak pagi hari peserta vaksin sudah antri dengan tertib, kegiatan terlaksana dengan lancar dan saya ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah bersama dalam mendukung kegiatan ini," ujarnya.

Ahmad Syamsuddin mengungkapkan bahwa program ini dilaksanakan dalam rangka menjaga kiai, santri, wali santri dan masyarakat sekitar pesantren. Ini bagian dari salah satu ikhtiar. "Kiai dan santri adalah aset bangsa ini, semoga kita bisa terus konsisten melanjutkan program-program kemanusiaan seperti ini,” ujar Syamsuddin.

photo
Santri menunggu masa observasi usai disuntik vaksin Covid-19 Sinovac dosis pertama di Pondok Pesantren Ummul Qura, Tangerang Selatan, Banten, Ahad (1/8). Sekitar 500 santri telah disuntik vaksin Covid-19 dosis pertama yang diselenggarakan Badan Intelejen Negara (BIN) bersama Kementerian Agama Tangerang Selatan guna mempercepat pemerataan vaksin bagi masyarakat dan kalangan pelajar. Republika/Thoudy Badai - (Republika/Thoudy Badai)

Dalam catatan Ikatan Dokter Indonesia (IDI), pondok pesantren berkontribusi terhadap penambahan kasus Covid-19 di Indonesia. Pakar Kesehatan Zaenal Abidin menyebut, ada sejumlah hal yang membuat pencegahan penularan Covid-19 sulit di Ponpes. Salah satunya santri biasa tidur secara bersama-sama dalam satu kamar.

Kondisi ini yang dikhawatirkan Zaenal memudahkan penularan Covid-19. Dalam satu kamar tidur di ponpes bisa diisi 10 orang. Makan, mengaji, belajar dan main bersama-sama. "Jadi kalau ada satu anak atau ustad atau siapa saja yang kena lalu bawa masuk ke pondok maka yang lain akan ketularan," kata Zaenal pada Republika.co.id.

photo

Ponpes pun menurut mantan ketua umum Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) periode 2012-2015 itu bisa menangani penyebaran Covid-19 dengan sejumlah cara. Pertama, setiap orang baru yang masuk atau berkunjung ke ponpes wajib memiliki keterangan negatif covid. Kemudian warga ponpes yang ke luar dan masuk juga perlu pemeriksaan berkala. "Warga pondok secara keselurhan perlu juga periksa berkala," ujar Zaenal.

Ponpes dan dinas kesehatan setempat pun diminta memperkuat sinergi. Dengan begitu, maka ...

sumber : Pusat Data Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement