Jumat 06 Aug 2021 09:10 WIB

Mentadaburi Perjuangan Pohon Kurma

Amil zakat bukan orang sakti, bisa juga sakit.

Amil zakat diminta mentadaburi perjuangan pohon kurma. Foto: Pohon kurma (ilustrasi)
Foto:

Oleh : Nana Sudiana (Direktur Pendayagunaan IZI & Mahasiswa MSKI UIN Jakarta)

Berkaca Pada Kurma

Kesulitan demi kesulitan dalam kehidupan, sejatinya, seperti tunas kurma, bukan untuk menghancurkan kita. Ia ada untuk menguatkan dan menyiapkan kita tumbuh dengan kuat. Menerjang badai, melewati beragam rintangan yang akan datang menerpa. Apalagi bagi para amil zakat yang makin hari makin menua dan saat yang sama menuju karya-karya terbaik dalam kehidupannya.

Pada pohon kurma kita bisa belajar, ternyata kesulitan, tantangan dan tekanan hidup bukan untuk melemahkan dan menghancurkan kita. Malah sebaliknya, justru membuat kita berakar semakin kuat.

Seperti pohon kurma, tidak sekadar bertahan, tapi pada waktunya nanti, benih yang sudah mengakar kuat itu, akan menjebol “batu masalah” yang selama ini menekan. Kita bukan hanya akan menang, tapi juga akan bertahan dalam kemenangan.

Nalar Amil Yang Tak Pernah Padam

Sebagai amil zakat, apalagi amil muda yang semangatnya masih membara, kacamata kita dalam melihat masalah selalu sama dan tak tak banyak berubah. Fokus pada solusi strategis dan kadang tak mau tahu soal teknis. Umur boleh menua, anak boleh banyak, tetapi gaya berpikir dan melihat situasi sosial yang ada tetap tak banyak berubah.

Di tengah kesulitan hidup karena pandemi, pikiran para amil ini rata-rata tak padam. Apalagi layu berkalang kesibukan rutin di lembaga masing-masinh. Mereka malah asyik terus berdiskusi, belajar bersama, mencoba terus menemukan solusi bersama, seolah ia lupa kalau dapur mereka kadang tak berasap (maklum sudah pake magic jar…hehe).

Para amil zakat selalu tertantang untuk terus berperan tanpa meninggalkan urusan dapur dan tetek bengek soal rumah tangga mereka. Pokoknya, sekali hidup pernah jadi amil, seolah sampai mati spirit itu mendarah daging, hingga dibawa mati. Yang luar biasanya, para amil ini selalu merasa punya PR yang ia harus terlibat dan ikut menuntaskan.

Begitu masalah sosial dan kemiskinan mereka lihat, termasuk soal dampak pandemi, serta merta saja mereka merasa harus terlibat juga. Dibenaknya ada masalah serius yang harus di urus. Soal bantuan pemerintah yang terbatas jumlahnya, salah sasaran, serta adanya bantuan yang dikorupsi ini semua meresahkan jiwa para amil zakat. Bahkan membuat mereka tak bisa tidur nyenyak.

Mereka jelas kecewa, walau begitu, beruntung mereka masih terus bekerja lebih konkret dalam membantu sesama. Bila ada grup-grup sosial media yang akhirnya malah jadi sasaran keluh kesah, bahkan kemarahan mereka, wajar saja.

Mereka sering tak dapat respon dan muara yang memadai sehingga kekecewaan mereka bisa melihat semuanya bisa lebih baik kadang tak sesuai dengan kenyataan yang ada di lapangan. Mereka semua berharap proses bantuan dan solusi atas orang-orang proletar yang miskin ini bisa menjadi jalan keluar terbaik yang menuntaskan masalah yang ada.

Para amil bukan orang sakti. Ratusan sudah terpapar dan terus bertambah jumlahnya. Yang meninggal dunia pun tak sedikit angkanya. Hari ini sebagian amil ada yang isoman bahkan ada yang sakit dan menjalani perawatan di sejumlah rumah sakit.

Tak sedikit yang bahkan akhirnya meninggal tersebab ganasnya virus corona ini. Mereka semua yang tersisa kini, masih terus ingin berperan di tengah cita-cita besar mereka membangun negeri sejahtera berbasis zakat, infak, dan sedekah.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement