Senin 02 Aug 2021 10:01 WIB

Belajar Mencintai Dunia Pendidikan Sehebat Salman Subakat

Baginya pendidikan adalah salah satu jalan tercepat tingkatkan perekonomian keluarga.

CEO PT Paragon Technology dan Innovation, Salman Subakat
Foto:

Ia pun angkat topi terhadap program pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Kebudayaan dan Riset Teknologi (Kemendikbud-Ristek) yang membentuk program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Program itu bisa memperkuat ekosistem pendidikan di Tanah Air.

Merdeka Belajar Kampus Merdeka dengan 20 SKS yang boleh di luar kampus menurut Salman memberikan kegembiraan kepada para pihak yang mencintai pendidikan. Artinya, kata Salman, dosen bisa magang di perusahaan. Semua kegembiraan itu berlipat ganda di era digital karena peluang yang semakin terbuka dan perubahan paradigma. "Dan karena itu tidak mudah, kita juga tahu seberapa keras harus menjaga ini," ucap dia.

Kepedulian Salman terhadap dunia pendidikan sangat dipengaruhi keluarganya yang berlatar belakang pendidik. Kakek dan neneknya misalnya, tak hanya sebagai guru, tetapi juga pengusaha. Kedua orang tuanya pun selain sebagai pengusaha ternyata juga berprofesi sebagai seorang dosen. “Kakek, nenek saya guru. Nenek saya masih aktif jadi guru,” kata Salman.

Salman lahir dari pasangan Minangkabau-Jawa, Subakat Hadi dan Nurhayati Subakat. Ia menghabiskan masa kecilnya di daerah Kuningan, Jakarta Selatan yang sepanjang ingatannya saat itu masih berupa tanah kosong yang kondisinya mirip sawah. Belum banyak gedung bertingkat di sana.

Ia menyelesaikan tingkat Sekolah Dasar dan Sekolah Menegah Pertama di Al-Azhar Jakarta. Lalu melanjutkan ke Sekolah Menengah Atas 8 Jakarta. Salman kemudian melanjutkan studinya di Institut Teknologi Bandung (ITB) jurusan Electrical pada 1998.

Usai lulus dari ITB, ia ditunjuk sebagai penerus perusahaan keluarganya yang berdiri sejak 1985. Awalnya Salman menolak karena memilih melanjutkan pendidikannya ke jenjang Master pada 2002. Namun karena merasa berutang budi kepada para pegawai PT Paragon, Salman pun menerimanya. Ia mengaku sadar, semua fasilitas pendidikan yang didapatkannya berkat kerja keras seluruh karyawan perusahaan. "Saya merasa terpanggil untuk pay back,” ujar Salman.

PT Paragon merupakan perusahaan manufaktur kosmetik nasional terbesar di Indonesia dan pemegang beberapa merek-merek unggulan seperti Wardah, Make Over, Emina, IX, dan Putri. Ia kini memimpin perusahaan yang mempekerjakan kurang lebih 10.000 pegawai, mengendalikan 41 pusat distribusi di seluruh Indonesia, dan memiliki 200 mitra kegiatan Corporate Social Responsibility (CSR). Tak hanya mengembangkan bisnis dan manajemen Wardah, Salman juga berkomitmen kuat dengan kegiatan sosial.

Salman ingin perusahaannya tak hanya mengejar laba semata, tetapi juga punya kepedulian kuat dalam bidang sosial, terutama di bidang pendidikan. Ia ingin menjadikan Paragon tidak hanya sebagai perusahaan bisnis saja, tetapi juga kampus tempat menambah pengetahuan.

“Itulah pendidikan sangat dalam maknanya. Dan memang awareness-nya begitu, kemudian memang sudah menjadi passion dan sudah tahu tantangan itu yang luar biasa seru dan ada opportunity-nya,” kata Salman.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement