Jumat 30 Jul 2021 16:30 WIB

Kemendikbudristek Gelar Riset Keilmuan Terapan untuk Dosen

Riset keilmuan terapan bukti penggerak solusi masalah sosial

Kemendikbudristek Gelar Riset Keilmuan Terapan untuk Dosen
Foto:

Kepala Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta Kementerian Sosial, Oetami Dewi, mengatakan kolaborasi memang menjadi salah satu semangat Program Riset Keilmuan Terapan Dalam Negeri Dosen PT Vokasi. Program ini membuka kesempatan bagi para dosen dan mahasiswa pendidikan vokasi berperan nyata bagi masyarakat.

Sebagaimana disebutkan Kepala LPPSP FISIP UI, Jajang Gunawijaya bahwa dosen-dosen perlu pengalaman riset dari industri atau lembaga yang relevan, agar apa yang terjadi di masyarakat dapat dipahami sehingga hasil riset yang link and match dapat diterapkan untuk dunia kerja. Program Riset Keilmuan Terapan Vokasi telah bergulir sejak April 2021. Dan bagi yang tertarik masih ada kesempatan untuk mendaftar hingga 6 Agustus 2021 dengan mengakses laman https://ptvp.mitrasdudi.kemdikbud.go.id/.

Sebelumnya Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim menyampaikan keinginannya agar lebih banyak riset terapan di perguruan tinggi vokasi lebih berorientasi pada pasar. Hal itu supaya riset terapan dapat mengakomodasi kebutuhan pasar.

Menurut Nadiem, riset semacam itu di perguruan tinggi vokasi bukanlah sebuah hal yang sulit. Di mana, kata dia, perguruan tinggi vokasi mestinya sudah didesain untuk memenuhi kebutuhan dunia kerja. Sedangkan seharusnya output-nya itu inovasi dan terapan di lapangan.

Nadiem menginginkan perubahan untuk mendobrak segala masalah yang kini tengah dihadapi dunia vokasi tersebut. Salah satunya lewat matching fund atau dana padanan. Dengan adanya matching fund ini harapannya bahwa riset-riset di perguruan tinggi vokasi berorientasi penuh terhadap kebutuhan di pasar dan industri. Dengan begitu ia mengharapkan supaya hasil riset di vokasi dapat terhilirisasi ke dunia industri.

Nadiem menjelaskan, kampus dapat memilih tiga bentuk kegiatan kerja sama dengan industri agar bisa memanfaatkan dana matching fund. Tiga kegiatan itu yakni membentuk pusat riset, melakukan hilirisasi produk atau membangun start up.

Salah satu pilihannya mendanai start up-start up vokasi, mendanai enterpreneur-entrepreneur yang akan kembangkan bisnis berbasis iptek di dalam PTN, PTS vokasi di Indonesia melalui pendanaan start up company. Jika kampus vokasi berhasil menggaet industri yang berkontribusi dalam bentuk bantuan dana atau barang untuk membentuk start up, Nadiem berjanji Kemendikbudristek akan menggandakan dana yang diberikan industri. Sementara jika tidak ingin membuat start up, kampus diperbolehkan memanfaatkan dana untuk pengembangan pusat unggulan teknologi bersama industri.

Nadiem menjelaskan visi untuk pendidikan vokasi sebenarnya sangat sederhana yaitu memastikan integrasi antara pendidikan tinggi vokasi dan dunia kerja. Keeratan keduanya bukan sebatas penandatanganan nota kesepahaman (memorandum of understanding/MoU) tetapi juga sinkronisasi berbagai aspek agar tercipta lulusan kompeten, produktif, dan kompetitif. Ini sekaligus menjadi bukti bahwa riset terapan yang efektif merupakan solusi bagi persoalan sosial kemasyarakatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement