Selasa 29 Jun 2021 15:01 WIB

Kesempatan Terakhir Generasi Emas Belgia

Belgia diisi oleh pemain berbakat yang hampir semuanya membela klub di luar negaranya

Rep: Eko Supriyadi/ Red: Muhammad Akbar
Manajer Belgia Roberto Martinez berbicara dengan para pemain selama pertandingan babak 16 besar Piala Eropa 2020 antara Belgia dan Portugal di stadion La Cartuja di Seville, Spanyol, Minggu, 27 Juni 2021.
Foto: AP/Julio Munoz/EPA Pool
Manajer Belgia Roberto Martinez berbicara dengan para pemain selama pertandingan babak 16 besar Piala Eropa 2020 antara Belgia dan Portugal di stadion La Cartuja di Seville, Spanyol, Minggu, 27 Juni 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Generasi emas telah membuat Belgia menjadi tim terbaik dunia, dengan menempati ranking 1 FIFA lebih dari 1000 hari. Tapi sayang, skuad yang diisi oleh generasi emas tersebut tak pernah mendapatkan trofi. Karena itu, usai mengalahkan Portugal pada babak 16 besar Euro 2020, apakah sudah waktunya Romelu Lukaku cs mengakhiri puasa gelar tersebut?

Belgia diisi oleh pemain-pemain berbakat, yang hampir semuanya membela klub di luar Belgia. Kevin de Bruyne, Eden Hazard, Lukaku, Yannick Carrasco hingga Thibaut Courtois hanya beberapa nama besar yang mengisi skuad asuhan Roberto Martinez tersebut. Generasi inilah yang membuat Belgia menempati peringkat ketiga Piala Dunia 2018.

Namun, dengan sebagian besar pemain Belgia yang telah berusia 27 tahun ke atas, maka Euro 2020 bisa saja menjadi peluang terakhir mereka untuk bisa merasakan trofi bergengsi.

Bahkan, rata-rata usia starting XI saat melawan Portugal adalah 30 tahun dan 148 hari. Rata-rata usia tersebut merupakan yang tertua dalam ajang Euro kali ini, dan yang tertua jika dilihat berdasarkan nama dari tim yang tersisa di kompetisi paling bergengsi antar negara Eropa tersebut.

Namun pelatih Martinez mengatakan dirinya tidak bisa menjamin Belgia menjuarai turnamen besar. ''Sebagai pelatih saya tidak bisa menjadi produser. Kami melawan tim terbaik di Eropa dan tahu bagaimana caranya untuk menang. Ini merupakan ujian terbesar,'' ucap Martinez, dikutip dari BBC, Senin (28/6).

Belgia disingkirkan Wales pada Euro 2016 di perempat final. Dua tahun kemudian dikalahkan Prancis pada semifinal Piala Dunia 2018. Oleh karena itu, Euro 2020 dinilai jadi peluang terbaik belgia untuk memenangkan turnamen sebesar ini.

Sebab, dengan belum ada jaminan lolos ke Piala Dunia 2022, serta Euro selanjutnya yang masih tiga tahun lagi, generasi emas ini akan semakin memudar cahayanya.

Kebugaran De Bruyne akan menjadi kekhawatiran terbesar Belgia jelang pertemuan dengan Italia di Muenchen. De Bruyne, yang sudah cedera wajah sebelum kompetisi dimulai, mengalami masalah pada engkelnya saat melawan Portugal. Kekhawatiran cedera ini kian diperparah dengan Eden Hazard yang tak kunjung mengeluarkan performa terbaiknya usai terus dibekap cedera.

''Itu merupakan tekel yang buruk (terhadap De Bruyne) dan kita lihat nanti. Kami tidak punya diagnosis. Hazard cedera otot dan kita lihat nanti dalam 48 jam,'' jelas Martinez.

Bek Belgia, Thomas Vermaelen, mengatakan kalau kemenangan atas Portugal menghabiskan banyak energi timnya. Apalagi Belgia harus terus melakukan perjalanan pindah-pindah negara.

Sementara Italia punya waktu hari yang lebih banyak untuk memulihkan diri. Ia mengatakan, pemenang Grup B main di Saint Petersburg dua kali, setelah itu di Copenhagen. Sementara Inggris, Spanyol, Italia dan Jerman mendapatkan kesempatan tiga kali main di kandang sendiri.

''Sayangnya Anda memiliki tim yang bermain semua laga grup di negara mereka sendiri. Jadi saya pikir itu tidak benar-benar adil,'' kata Vermaelen, dikutip dari Dailymail.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement