Kamis 10 Jun 2021 11:31 WIB

Beribadah Hingga Datangnya Yakin

Dan sembahlah Tuhanmu sampai datang kepadamu yang diyakini (ajal).(Qs. Al-Hijr/ 99)

Ibadah (Ilustrasi).
Foto:

Ibn Qayyim dalam definisinya mengenai yakin, memberikan analogi tentang madu. Jika seseorang berkata bahwa ia memiliki madu, maka ia baru sampai tingkat ‘ilmu al-yaqin. Namun seteelah ia melihat madu itu dengan mata kepala sendiri dengan jelas, maka itulah ‘ain al-yaqin. Terakhir, jika ia sudah melihat sekaligus mencicipi rasanya madu itu, maka itulah haqq al-yaqin.

Uraian tentang yakin di atas, memberikan kita gambaran bukan hanya karena kebaikan dan kebesaran Allah yang telah menghidupkan, memberi perlindungan sepanjang hayat, lengkap dengan kenikmatan-kenikmatan di lautan dan daratan untuk dimanfaatkan seluruh manusia tanpa terkecuali, namun juga memberikan kita peringatan bahwa hendaknya, semua makhluk yang mengimani-Nya, istiqamah dalam ibadah hingga datang fase-fase yang ia ‘yakini’ yakni kematian; fase dimana ruh dan jiwa-Nya kembali kehadirat-Nya, melepas semua yang ia punya selama di dunia, hanya amal-amal shaleh saja yang mampu menolong dirinya. 

 

 

 

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement