Tradisi Ketupat Tetap Hidup di Masa Pandemi

Red: Agung Sasongko

Rabu 12 May 2021 14:51 WIB

Perajin musiman menyelesaikan pembuatan kulit ketupat untuk dijajakan di pasar tradisional Peunayong, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (23/5/2020). Kulit atau cangkang ketupat yang terbuat dari janur pohon kelapa untuk kebutuhan hari raya Idul Fitri 1441 Hijriyah dijual Rp1 Foto: ANTARA/IRWANSYAH PUTRA Perajin musiman menyelesaikan pembuatan kulit ketupat untuk dijajakan di pasar tradisional Peunayong, Banda Aceh, Aceh, Sabtu (23/5/2020). Kulit atau cangkang ketupat yang terbuat dari janur pohon kelapa untuk kebutuhan hari raya Idul Fitri 1441 Hijriyah dijual Rp1

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Tradisi menyantap dan berkirim ketupat pada Hari Lebaran 2021 tetap hidup dalam masyarakat.

"Tradisi ketupat atau kupat Lebaran tetap hidup di masyarakat hingga saat ini," ujar Pengasuh Pondok Pesantren Payaman, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah Kholilul Rohman Ahmad (Gus Kholil) di Magelang, Rabu (12/5).

Baca Juga

Dalam beberapa hari terakhir, berbagai pasar tradisional di Kabupaten dan Kota Magelang bermunculan para pedagang kelongsong ketupat untuk memenuhi permintaan masyarakat dalam merayakan Idul Fitri 1442 Hijriah.

Mereka umumnya para pembuat kelongsong ketupat, datang dari desa-desa di daerah itu ke berbagai pasar, setiap menjelang Lebaran, untuk menjualnya kepada masyarakat. Ketupat menjadi makanan khas saat warga merayakan Lebaran.

Selain untuk disantap bersama keluarga, ketupat juga dikirim kepada warga lainnya, saudara, tetangga, atau handaitolan.Menurut dia, dengan telah terlihat para penjual kelongsong ketupat di pasar-pasar maupun di perumahan beberapa hari terakhir sebelum Lebaran, hal itu menjadi pertanda bahwa tradisi menyantap ketupat saat Lebaran masih tetap hidup.