Indahnya Hari Raya Idul Fitri

Rep: Ali Yusuf/ Red: Muhammad Hafil

Selasa 11 May 2021 15:55 WIB

Indahnya Hari Raya Idul Fitri. Foto: Idul Fitri Ilustrasi Foto: Republika/Wihdan Indahnya Hari Raya Idul Fitri. Foto: Idul Fitri Ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Dra Hj Udji Asiyah dalam bukunya Dakwah Cerdas Ramadhan, Idul Fitri, Walimatul Hajj dan Idul Adha menuliskan, seorang muslim yang kembali kepada fitrahnya, akan memiliki sikap Istiqamah dalam keimanan. Dalam kehidupan sehari-hari ia akan selalu berbuat baik dan benar serta selalu menaati perintahnya.

Bagaimana Rasulullah SAW memberikan makna Idul Fitri, dari Anas ra berkata Rasulullah SAW datang ke Madinah, sedangkan mereka memiliki dua hari yang mereka bermain pada hari itu kemudian Nabi SAW bersabda: "Hari apa ini?" Mereka menjawab: "kami suka bermain-main pada dua hari itu sewaktu jahiliyah." Lalu Rasulullah SAW bersabda sesungguhnya Allah SWT telah menggantikan buat kalian dua hari raya yang lebih baik daripada keduanya, yaitu hari Adha dan Hari Fitri.(HR Abu Daud dan Ahmad berkata Al-Bani Shahih).

Baca Juga

Adapun untuk bergembira dan bermain-main selama tidak ada maksiat di dalamnya masih diperbolehkan, sebagaimana dalam hadits dari Qais bin Said bin Ubadah dia berkata: "Tidak ada sesuatu pun yang terjadi pada masa Rasulullah kecuali aku telah melihatnya, kecuali ada satu saja yang baru kuketahui bahwa Rasulullah SAW dipukulkan rebana sambil bernyanyi untuknya pada hari Idul Fitri. Jabir berkata: yaitu adalah permainan." (HR Ahmad).

Dalam riwayat lain dijelaskan  :

Dari Aisyah bahwa Abu Bakar datang kepadanya, sedangkan bersamanya ada dua pelayan perempuan pada hari-hari mina (hari raya) dan mereka berdua bernyanyi dan memukul rebana sedangkan Rasulullah SAW mendiamkannya. Kemudian Abu Bakar membentak keduanya lalu Rasulullah mencegahnya dan berkata kepadanya: "Tinggalkan keduanya wahai Abu Bakar, sesungguhnya hari ini adalah hari hari Id." Aisyah berkata: "Aku melihat Rasulullah SAW menutupi dengan pakaiannyaketika aku melihat orang habsyi bermain-main. "HR Muslim).

Dan juga.masalah makan-makan bersama pada saat Id.

Dari Abu Ubaidah dia berkata: Aku menghadiri  Id bersama Umar, kemudian beliau memulai salat sebelum khotbah, kemudian berkata: "Sesungguhnya Rasulullah SAW melarang puasa di dua hari ini. Adapun hari Adha adalah kalian makan daging sembelihan kalian, dan hari Fitri adalah hari kalian makan-makan setelah kalian puasa ramadhan." (HR Abu Daud dan Ibnu Majah dan Tirmidzi, Imam Bukhari dan Ahmad).

Bagaimana dengan saling memberi hadiah? selama tidak ada kemaksiatan di dalamnya diperbolehkan. Memberikan kesenangan dan kegembiraan itu bukan hanyq.kepada kerabat dan handai taulan kepada saudara-saudara kita yang fakir miskin atau dalam kondisinya memprihatinkan (dhuafa) agar mereka ikut juga dalam kegembiraan di hari yang fitri.