Senin 10 May 2021 14:37 WIB

Uni Eropa akan Ganti Vaksin AstraZeneca dengan Pfizer

Uni Eropa memutuskan tak memperbarui pesanan AstraZeneca untuk memasok vaksin covid

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Christiyaningsih
Program vaksinasi putaran kedua digulirkan bagi penghuni panti Lillohjemmet di Oslo, Norway, Senin (18/1) dengan menggunakan vaksin Pfizer-BioNtech.
Foto: EPA
Program vaksinasi putaran kedua digulirkan bagi penghuni panti Lillohjemmet di Oslo, Norway, Senin (18/1) dengan menggunakan vaksin Pfizer-BioNtech.

REPUBLIKA.CO.ID, PARIS -- Uni Eropa (UE) telah memilih untuk tidak memperbarui pesanan AstraZeneca untuk memasok vaksin virus corona setelah Juni. Keputusan itu diambil ketika Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan blok itu akan fokus pada suntikan dari perusahaan farmasi lain di masa depan.

Langkah ini menyusul perselisihan tingkat tinggi dengan perusahaan farmasi atas pasokan vaksin ke UE awal tahun ini. Sehari sebelumnya, Komisi Eropa memberikan dukungannya di belakang vaksin Pfizer-BioNTech dengan menandatangani perpanjangan kontrak untuk potensi 1,8 miliar dosis hingga 2023.

Baca Juga

Komisaris Pasar Internal Eropa, Thierry Bretón, mengatakan kegagalan AstraZeneca untuk memberikan jumlah suntikan yang disetujui dalam kontrak pada dasarnya adalah alasan mengapa UE memulai vaksinasi lebih lambat dalam beberapa bulan pertama tahun ini.

"Kami belum memperbarui pesanan setelah Juni. Kami akan lihat apa yang terjadi," kata Bretón dilansir Euronews, Senin (10/5).

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan Prancis dan Eropa akan terus menggunakan stok vaksin AstraZeneca yang ada untuk membantu keluar dari krisis ini. Akan tetapi pesanan di masa mendatang akan fokus pada suntikan dari perusahaan farmasi lain. Dia mengatakan hal itu karena vaksin alternatif untuk AstraZeneca terbukti lebih efisien untuk memerangi varian Covid-19.

"Siapa yang tahu musim gugur lalu vaksin mana yang akan berhasil atau tidak? Saya pikir itu adalah kebijakan yang baik untuk membeli sebanyak mungkin vaksin dengan semua solusi yang mungkin, yang telah dilakukan oleh sebagian besar negara lain dan kekuatan dunia," kata Macron.

UE mengatakan AstraZeneca mengirimkan 29,8 juta dosis ke UE pada kuartal pertama tahun ini, dengan 70 juta lagi diharapkan pada kuartal kedua. Itu sebanding dengan 400 juta yang disepakati untuk enam bulan pertama tahun 2021.

Bretón mengatakan dia sangat yakin bahwa masalah pasokan telah berakhir dan bahwa UE akan mengakhiri tahun ini dengan kapasitas untuk memproduksi lebih dari tiga miliar vaksin setahun. Dia menambahkan bahwa vaksin Pfizer bisa jadi lebih mahal tetapi tidak memberikan rincian.

Bulan lalu, Komisi Eropa meluncurkan tindakan hukum terhadap AstraZeneca karena tidak menghormati kontraknya untuk penyediaan vaksin Covid-19.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement