Selasa 16 Mar 2021 06:19 WIB

Alumnus Nusa Mandiri Berikan  Inspirasi Mahasiswa Baru

Co-founder & CTO  Bizhare, Giovanni Umboh bagaikan kunci suksesnya.

Alumnus STMIK Nusa Mandiri  yang juga seorang pengusaha startup sukses,  Giovanni Umboh membagikan kunci suksesnya kepada  mahasiswa baru STMIK Nusa Mandiri.
Foto: Dok STMIK Nusa Mandiri
Alumnus STMIK Nusa Mandiri yang juga seorang pengusaha startup sukses, Giovanni Umboh membagikan kunci suksesnya kepada mahasiswa baru STMIK Nusa Mandiri.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Alumnus Sekolah Tinggi Manajemen Informatika dan Komputer (STMIK) Nusa Mandiri, Giovanni Umboh selaku co-Founder & CTO Bizhare berbagi inspirasi pada acara penyambutan mahasiswa baru melalui Seminar Inspirasi (Serasi) yang ditayangkan live di channel youtube Nusa Mandiri.

Kegiatan yang bertajuk ‘Jaga Diri, Tetap Mandiri’ dipandu oleh Kak Wawan dan Kak Ela selaku host Serasi 2021, dan diadakan  pada Sabtu, 13 Maret 2021, pukul 09.00 – 12.00 WIB.  Giovanni telah sukses dan tercatat pada majalah Forbes Indonesia 30 Under 30 pada tahun 2020.

“Ketika tercatat pada majalah Forbes Indonesia 30 Under 30 pada tahun 2020,  yang pasti saya bangga. Walaupun cukup heran juga bisa sampai tercatat di sana,” tutur Giovanni, Sabtu (13/3).

Giovanni mengatakan, setelah tercatat di sana banyak sekali perubahan yang ia dapatkan. Salah satunya banyak diundang sebagai pembicara, termasuk  pada kegiatan kampus Nusa Mandiri. Di sini ia  mengajak bahwa semuanya itu sangat possible dan sangat mungkin untuk semua orang dapatkan.

“Bukan lagi kalangan atau dari keluarga tertentu. Di luar sana sangat objektif bagi kita yang kompeten. Awal saya membangun Bizhare tahun 2017, saat itu saya sambil kuliah, bekerja dan membangun startup ini,” ujarnya dalam rilis yang diterima Republika.co.id.

Alumnus Prodi Sistem Informasi STMIK Nusa Mandiri kampus Warungjati tahun 2018 ini mengungkapkan bahwa ide Bizhare ini merupakan patungan bisnis. Dengan adanya Bizhare ini, membantu masyarakat Indonesia untuk bisa mempunyai bisnis yang bagus tetapi dengan modal yang kecil yaitu dengan cara patungan bersama.

“Itulah yang pertama kali kami coba, pada awal pertama Bizhare didirikan kita mau mencoba bagaimana caranya membuat ini possible. Karena pada saat itu belum ada regulasinya yang mengatur. Tantangannya yang ditemukan tentu harus bisa meyakinkan dari pihak regulator jika ini terjadi, maka dampaknya begitu luar biasa bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya.

Ia memaparkan, Bizhare juga sangat bisa membantu para pelaku bisnis UKM. Mereka dapat mengembangkan bisnisnya tersebut secara lebih cepat mengembangkan UKM dengan cara equity crowdfunding.

“Bizhare merupakan sebuah platform equity crowdfunding pertama di Indonesia yang telah berjalan sejak tahun 2018. Pada saat itu kita masih 50-an investor dan hari ini investor Bizhare sudah mencapai 62 ribuan investor dari seluruh Indonesia,” katanya.

Ia mengaku, pada saat membangun startup yang memiliki domain Bizhare.id ini memiliki motivasi awal pada tahun 2017 ia mengikuti acara 1000 startup digital oleh Kominfo bukan ingin membangun startup seperti Bizhare saat ini.

“Jadi, pada saat acara 1000 startup digital saya bertemu teman-teman baru yang saat ini sudah berstatus sebagai co-founder Bizhare. Jika kalian punya ide, biasanya tidak mau teman-teman yang lain tahu atau dirahasiakan,” bebernya.

Ia menambahkan, ketika sesi berbagi ide dalam acara tersebut ia mencoba terbuka dengan ide-ide yang diberikan oleh teman-temannya dan berpikir bahwa ide bisnis startup ini impact-nya akan lebih besar didapatkan.

“Karena motivasi awal saya, jika Bizhare ini berhasil maka akan banyak sekali membantu masyarakat Indonesia salah satunya pelaku bisnis,” katanya.

Ia menjelaskan, jika mahasiswa-mahasiswi Nusa Mandiri ingin membangun atau menciptakan bisnis startup maka harus berjalan di atas problem atau kendala. Hal pertama yang perlu diketahui dan dipelajari yakni masalahnya, bukan untuk dihindari.

“Teman-teman mahasiswa Nusa Mandiri harus mengenali ide bisnis yang dibangun, apakah ide bisnis tersebut mudah dieksekusi. Jika teman-teman dapat mengukur hal itu, maka yang perlu dilakukan selanjutnya adalah membentuk tim yang dapat membantu teman-teman dalam memecahkan atau mengatasi masalah pada ide bisnis tersebut,” tandasnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement