Ahad 14 Mar 2021 10:03 WIB
Cerita di Balik Berita

Gagal Nyendok Opor di Amerika

Usai meliput Sidang DK PBB di AS saat Ramadhan, opor jadi penawar rindu Indonesia.

Opor ayam, menu khas Lebaran.
Foto:

Rombongan mobil berjalan beriringan meninggalkan Masjid Al Hikmah. Belum tahu akan menuju ke mana. Aku memandangi kompleks masjid dengan gundah.  Heran mengapa tidak buka puasa di masjid saja?

Mobil masuk ke sebuah restoran Korea. Astaga. Wartawan dan para diplomat gembira ria. Cuma aku yang tersenyum kecut. Perasaanku sudah tidak enak. Makanan Korea di Amerika, memang ada yang halal? Restoran Korea ini kabarnya termasuk yang terbaik di New York. Sudah pasti mahal.

Aku duduk bersama yang lain. Makanan dihidangkan. Bermacam-macam sayur, daging, juga ikan. Aku tak menyentuh makanan yang aneh-aneh itu. Cuma berani mengambil nasi dan menambahkan salad. Padahal aku lapar sekali. Coba kalau di Masjid Al Hikmah tadi, mungkin aku akan tambah berkali-kali.  

Sepanjang makan pikiranku hanya membayangkan opor ayam di Masjid Al Hikmah. Padahal tadi tinggal menyenduk nasi. Coba tadi antrenya agak di depan, mungkin bisa sempat mencicipi lezatnya opor ayam. Ah..

"Bagaimana makannya enak?” tanya Menlu Retno Marsudi kepada kami setelah makan malam selesai.

“Enak Buu…” jawabku sambil tersenyum membayangkan opor ayam di Masjid Al Hikmah.

Tips mendapatkan makanan halal saat liputan di luar negeri:

- Cari informasi makanan halal di negara tujuan melalui internet

- Cari informasi dari  Kedubes, PTRI,  KJRI, Persatuan Pelajar Indonesia, komunitas, dan teman di negara tujuan

- Cari restoran yang ada label halalnya

- Pilih makanan berbahan ikan dibandingkan daging

- Pilih makanan yang berbahan dasar nabati

- Bawa makanan sendiri, utamakan makanan kering

- Pilih restoran  Timur Tengah atau  restoran vegetarian.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement