Selasa 23 Feb 2021 13:19 WIB

Kedubes RI di Myanmar Didemo Pengunjuk Rasa Antikudeta

Demonstrasi digelar menyusul kabar RI mendukung pemilihan baru di Myanmar.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Teguh Firmansyah
Demonstran memegang plakat yang menyerukan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa mengambil tindakan, selama protes melawan kudeta militer Myanmar, di Yangon, Myanmar, 22 Februari 2021. Bisnis ditutup dan ribuan demonstran anti-kudeta turun ke jalan untuk pemogokan umum nasional yang dijuluki Pemberontakan 22222 atau Lima Dua, mengacu pada tanggal, 22 Februari 2021, meskipun junta militer memperingatkan tentang kekuatan yang mematikan.
Foto: EPA-EFE/NYEIN CHAN NAING
Demonstran memegang plakat yang menyerukan agar Perserikatan Bangsa-Bangsa mengambil tindakan, selama protes melawan kudeta militer Myanmar, di Yangon, Myanmar, 22 Februari 2021. Bisnis ditutup dan ribuan demonstran anti-kudeta turun ke jalan untuk pemogokan umum nasional yang dijuluki Pemberontakan 22222 atau Lima Dua, mengacu pada tanggal, 22 Februari 2021, meskipun junta militer memperingatkan tentang kekuatan yang mematikan.

REPUBLIKA.CO.ID, YANGON -- Pengunjuk rasa Myanmar memprotes di depan Kedutaan Besar Indonesia di Yangon, Selasa (23/2). Menurut informasi dari jurnalis Hnin Zaw di Myanmar, protes dilakukan menyusul laporan bahwa RI berkampanye di ASEAN untuk mendukung pemilihan baru.

Foto-foto yang dia unggah di Twitter menunjukkan, puluhan orang berkumpul di depan kedutaan besar RI di Yangon yang dijaga ketat pihak polisi. Foto Aung San Suu Kyi juga terlihat dibawa oleh para pengunjuk rasa. "Kita tidak butuh pemilihan lain," tulis tanda dari pemrotes dengan hastag #respectourvotes.

Baca Juga

Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengatakan pada Selasa (23/2) bahwa transisi Myanmar menuju demokrasi setelah kudeta bulan ini harus mengikuti keinginan rakyatnya.

"Transisi demokrasi inklusif harus diupayakan sesuai dengan keinginan rakyat Myanmar. Jalan apa pun ke depan adalah cara untuk mencapai tujuan ini," kata Retno dalam pesan yang dikirim ke Reuters oleh kantornya.

"Indonesia sangat prihatin dengan situasi di Myanmar dan mendukung rakyat Myanmar. Kesejahteraan dan keamanan masyarakat Myanmar menjadi prioritas nomor satu," kata Retno. Dia meminta semua pihak untuk mengerahkan pengekangan maksimum guna menghindari pertumpahan darah.

Pernyataannya muncul setelah kemarahan dari pengunjuk rasa antikudeta hingga laporan Reuters bahwa Indonesia mendorong rencana ASEAN untuk mengirim pengawas untuk memastikan junta mengadakan pemilihan yang adil, seperti telah dijanjikan.

Para pengunjuk rasa ingin pemerintahan terpilih segera dipulihkan. Beberapa meminta di media sosial untuk melakukan demonstrasi di kedutaan Indonesia di Myanmar.

Militer Myanmar merebut kekuasaan pada 1 Februari setelah komisi pemilihan menolak tuduhan  pemilu yang curang. Partai Suu Kyi menang telak pemungutan suara. Junta menjanjikan pemilu baru, tapi tanpa menetapkan jadwal yang tepat.

Kudeta tersebut telah memicu protes massal setiap hari selama hampir tiga pekan dan pemogokan oleh banyak pegawai pemerintah. Indonesia merupakan negara terbesar dari 10 negara di blok ASEAN, termasuk juga Myanmar.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement