Senin 22 Feb 2021 15:28 WIB

Beloon Tapi tidak Sadar Kalau Beloon

Kita lebih mencari konfirmasi kebenaran kita pegang ketimbang mencari informasi.

Jamil Azzaini, Penulis/Kolumnis/Motivator
Foto:

Oleh : Jamil Azzaini, Motivator dan Kolumnis

Pertama, rendah hatilah untuk hal-hal yang kita tidak punya ilmu tentangnya. Jangan mudah komentar, gemar sharing, apalagi nyinyir untuk sesuatu yang kita sangat tidak paham. Sebab bila kita melakukannya sebenarnya kita sedang membuat iklan “eh saya bloon tapi tidak merasa bloon.”

Kedua, kurangi sinisme. Ada kecenderungan alamiah bila seseorang sudah membenci sesuatu, maka informasi yang negatif tentang sesuatu tersebut cenderung ditelan mentah-mentah. Sementara kalau ada kebaikannya, orang tersebut cenderung seolah-olah buta dan tuli atas kebaikan tersebut.

Sebaliknya, bila ada keburukan pada sesuatu yang orang tersebut dukung atau cintai, orang tersebut seolah buta dan tuli. Dan bila ada sedikit saja kebaikannya, orang tersebut cenderung membesar-besarkannya. Inilah sindrom yang oleh sahabat saya mas Ahmad Faiz Zainuddin disebut sindrom “tahi kucing rasa coklat”.

Ketiga, .....

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement