Senin 15 Feb 2021 06:33 WIB

Sulsel Rancang Bandara Arung Palakka Layani Pesawat ATR

Pemprov Sulsel meminta Kemenhub memperpanjang runway Bandara Arung hingga 2.100 meter

Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah.
Foto: Antara
Gubernur Sulawesi Selatan HM Nurdin Abdullah.

REPUBLIKA.CO.ID, MAKASSAR -- Pemerintah Provinsi Sulawesi Selatan merancang Bandara Arung Palakka di Kabupaten Bone untuk bisa melayani pesawat ATR. Pengembangan oleh Pemerintah Provinsi itu direncanakan memperbaiki akses jalan masuk dan Pemerintah Pusat akan memperpanjang runway dari 1.200 meter menjadi 1.600-1.700 meter.

"Kami ini lagi merancang Sulsel terkoneksi termasuk Bandara Bone, ini sebenarnya bandara yang paling potensial. Kalau kita lihat dari segi lokasi, di antara seluruh bandara yang ada. Bone ini bisa kita jadikan hub," jelas Gubernur Sulsel Nurdin Abdullah pada kunjungannya ke Kabupaten Bone, Ahad (14/2).

Baca Juga

Jika sebelumnya bandara ini hanya bisa dengan pesawat caravan menjadi kendala dari sisi operasi. Selanjutnya, akan melayani pesawat Jenis ATR-72 bahkan pengembangan lebih jauh dapat dilandasi pesawat jenis Boeng.

Nurdin Abdullah ke Kabupaten Bone menggunakan helikopter dari Makassar dan mendarat di Bandara Arung Palakka yang dulunya bernama Bandara Mappalo Ulaweng. Nurdin menyebutkan akan meminta Kementerian Perhubungan agar runway diperpanjang hingga 2.100 meter.

"Kalau bisa 2.100 meter, Boeing sudah bisa masuk di sini," sebutnya.

Sejauh ini, menurut Nurdin, subsidi tiket diberikan untuk beberapa penerbangan di Sulsel, termasuk nantinya di Arung Palakka. Dengan demikian juga akan dibangun kembali terminal.

Bandara ini dikonektivitaskan dengan bandara di Makassar, Selayar, Bira, Bua terus Masamba dan Toraja.

"Kalau ini sudah terkoneksi semua kita ingin Bone ini akan terhubung juga ke Palu dan Kalimantan karena memang Bone ini startegis sekali, apalagi perpanjangan runway tidak sulit. Jadi sekarang bandara ini sudah 60 hektare, kalau memang dibutuhkan perluasan lagi insya Allah kita bisa bantu," jelasnya.

Bandara Arung Palakka terletak di Desa Mappalo Ulaweng, Kecamatan Awangpone, mulai dibangun secara bertahap pada tahun 2007 dan baru beroperasi tahun 2013.

Ini diharapkan menjadi gerbang utama transportasi udara bagi empat kabupaten di sekitarnya, yaitu Bone, Soppeng, Wajo dan Sinjai.

Bandara ini sempat difungsikan dan terhenti pelayanan penerbangan komersialnya sejak empat tahun lalu. Bandara ini dari segi teknis tetap siap beroperasi.

Sedangkan, Kepala Kantor wilayah Otoritas Bandara (Kaotban) Wilayah V Makassar, Sulawesi Selatan Baitul Ikhwan mengatakan bandara ini secara operasional baik dari sisi udara maupun barat sudah siap beroperasi. Walaupun dalam empat tahun tidak beroperasi.

"Namun berdasarkan regulasi tentang ketentuan kita selalu dalam posisi stand-by, baik dalam posisi tenaga personil, kelengkapan peralatannya, maupun operasionalnya yang dalam 24 jam harus siap siaga. Walaupun tidak ada penerbangan, posisi kita harus stand-by," jelasnya.

Kajian Kemenhub dari sisi demand, bandara ini cukup menjanjikan baik dari jumlah penduduk maupun dari perekonomian.

Bandara ini akan dikembangkan dalam tiga tahap. Tahap pertama dengan runway 1.200 meter, tahap kedua 1.600 meter dan pengembangan selanjutnya pada tahap tiga.

Sementara, Pelaksana Tugas Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Bone Andi Hidayat Pananrangi menyampaikan bahwa dengan dukungan Pemerintah Provinsi adalah salah satu indikasi mendukung kembali untuk mengaktifkan Bandara ArungPallaka.

Bandara ini bisa menjadi bandara penyangga untuk Bandara Sultan Hasanuddin melihat kondisi kepadatan yang bisa dialihkan ke Bandara Aru Pallaka. Kedua, populasi penduduk Bone terbesar kedua di Sulsel.

Juga untuk kabupaten penyangga yang lebih dekat. Seperti Sinjai, Soppeng dan Wajo. Masyarakat Bone dan masyarakat Kabupaten sekitar itu banyak melakukan usaha ekonomi di luar Sulawesi. Seperti ke Kalimantan, Jawa, Maluku dan Papua. Dengan terbukanya akses akan memudahkan akses mereka," harapnya.

Hal penting lainnya lagi pada peningkatan sumber daya pendapatan kabupaten. Dari segi historisnya, bandara ini adalah cendera mata putra asli Bone, yakni mantan Wakil Presiden, Yusuf Kalla.

"Waktu menjadi Wakil Presiden di periode Pak SBY. Itu cinderemata beliau dengan ukuran teknis maupun ukuran ekonominya bahwa Bone ini memang bersyarat ada bandara," ungkapnya.

Termasuk dari aspek wisata, beberapa destinasi wisata yang ada di Bone juga dapat lebih mudah dinikmati wisatawan dengan hadirnya bandara ini.

 

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement