Rabu 30 Dec 2020 01:56 WIB

Siasat Jitu Seorang Guru Menghadapi Pandemi

Monetisasi akun Youtube pembelajaran untuk memberi beasiswa siswa SD tak mampu.

Rep: Agus Raharjo/ Red: Dwi Murdaningsih
Galih Suci Pratama, penggagas pembelajaran alternatif menggunakan //Youtube// saat berbincang dengan Republika.co.id, di kantor SDN Sekaran 02 Kota Semarang, Senin (28/12)
Foto:

Penggunaan Youtube

Hasil evaluasi ini membuat Galih dan timnya menggelar pelatihan tahap kedua, penggunaan Youtube sebagai sarana pembelajaran. “Kenapa kita pilih Youtube, karena Youtube itu mudah dikenal dan bisa digunakan kapan saja dan dimana saja,” ujarnya.

Jadi, materi tetap bisa tersampaikan karena peserta didik bisa mengakses kapan saja materi yang sudah diunggah di akun Youtube, Pembelajaran SD Kota Semarang.

Dalam pelatihan kali ini, Galih dan rekan mengajarkan tiga hal. Pertama, pembuatan storyline dan pemetaan kompetensi dasar materi pembelajaran. Kedua, mengenalkan berbagai alat pembuatan video, dan ketiga tentang proses editing video.

Pascapelatihan, perwakilan guru setiap kecamatan di Kota Semarang membuat video pembelajaran yang akan diunggah. Namun, video yang diunggah harus sesuai standar.

Galih mengaku standar video yang bisa diunggah cukup tinggi. Yakni, standar gambar, durasi, kesesuaian materi, dan tidak menyinggung SARA. Pengunggahan video pembelajaran guru juga tak sembarangan.

Galih dan tim, yang saat ini berjumlah 500 orang, membuat penjadwalan unggah konten dengan menyesuaikan materi pembelajaran di lapangan. “Setiap pekan kita mengunggah satu subtema pembelajaran, setiap Selasa kita mengunggah untuk yang Mapel (mata pelajaran), itu juga kita siapkan,” tutur aktivis kampus saat masih mahasiswa itu.

Kini, sejak ditayangkan pada 13 Juli 2020 lalu, akun Pembelajaran SD Kota Semarang sudah mengunggah sekitar 584 video. Dengan tagline-nya, 'Belajar Bersama, Berkarya Bersama, dan Sukses Bersama', video pembelajaran sudah ditonton sebanyak 3.807.910 per Selasa (29/12) pukul 10.00 WIB.

photo
Agung Awaluddin dan Bevy Annisa, dua guru yang tengah menyampaikan materi kelas 3 tentang pertumbuhan hewan, dalam tangkapan layar di akun //Youtube Pembelajaran SD Kota Semarang//. - (youtube)

 

 

Jumlah pelanggan akun Youtube ini pun terhitung banyak dengan hampir 40 ribu subscriber selama lima bulan. Bahkan, melalui inisiasi gerakan pembelajaran melalui Youtube inilah, Galih terpilih menjadi penerima apresiasi Satu Indonesia Award 2020 kategori khusus Pejuang Tanpa Pamrih di Masa Pandemi Covid-19.

Kategori ini diberikan khusus tahun ini sebagai perwujudan dukungan untuk bersama melawan penyebaran virus Covid-19. Galih mewakili Semangat Astra Terpadu Untuk (SATU) Indonesia yang dinilai tak kenal lelah memberi manfaat kepada sesama. Bahkan, ia menjadi motor penggerak bersatunya guru di Kota Semarang untuk bergotong-royong menghadapi situasi pandemi.

Gerakan guru di Kota Semarang tak berhenti pada pemanfaatan akun Youtube sebagai suplemen alternatif dalam pembelajaran. Galih masih memiliki impian mengembangkan pengadministrasian pembelajaran melalui platform Android.

Ia menargetkan akhir Januari 2021 sudah memiliki platform baru di Android untuk dikembangkan lebih lanjut. “Kita akan mengadministrasi soalnya mana, kuisnya mana, materinya mana, konten Youtube-nya mana, semua terdokumentasi dengan baik,” tuturnya bersemangat.

photo
Guru Bahasa Jawa SD Tambangan 01 Ika Fatmawati saat memberikan materi melalui video yang diunggah dalam tangkapan layar di akun Youtube Pembelajaran SD Kota Semarang. - (youtube)

 

Harapan

Kepada Republika.co.id, Galih menceritakan dua pilar yang selalu ditekankannya dalam tim Pembelajaran SD Kota Semarang. Yakni, gotong-royong dan amal jariah. Menurutnya, gotong-royong mampu mengatasi masalah kesulitan setiap guru yang diwajibkan menyiapkan materi pembelajaran daring setiap hari.

Ia mengakui, meskipun masih tergolong guru muda, menyiapkan materi pembelajaran daring bukan persoalan mudah. Terlebih, bagi mereka yang sudah sepuh dan tak luwes dengan aplikasi digital. “Kalau kita buat satu materi, guru di sana buat satu, di tempat lain buat satu, maka ini pilar gotong-royong,” kata Galih.

Materi melalui konten Youtube ini juga disebutnya sebagai amal jariah para guru. Dalam setiap konten video yang diunggah memiliki nilai kebaikan. Nilai inilah yang akan menjadi amal jariah jika diamalkan orang yang sudah menontonnya.

“Semoga apa yang saya lakukan ini bisa bermanfaat kepada lingkungan sekitar,” kata Galih yang tak pernah melepas masker saat wawancara.

Melalui gerakan bersama guru se-Kota Semarang ini, Galih berharap ide pembelajaran daring yang sudah dimulainya bisa dicontoh wilayah lain. Ia tak berharap muluk, tetapi jika setiap sekolah memiliki model pembelajaran seperti ini, berarti mereka bisa menyiasati kondisi pandemi Covid-19.

Bahkan, pengembangan akun Youtube untuk pembelajaran ini juga bisa menghasilkan rupiah jika dimonetisasi. Galih mengaku, melalui akun Pembelajaran SD Kota Semarang, saat ini pihaknya mampu memberikan beasiswa kepada sembilan siswa di wilayah Kota Semarang.

Ia menegaskan, hasil monetisasi akun Youtube pembelajaran dikembalikan untuk pengembangan pendidikan dan memberi beasiswa. Terutama anak-anak sekolah dasar yang tak mampu dan orang tua terdampak pandemi Covid-19.

“Niat saya, monetisasi Youtube ini, dari mereka untuk mereka juga,” tegasnya.

Inilah cerita Galih, seorang guru SD yang berusaha menyiasati kondisi pandemi untuk mengembangkan model pembelajaran alternatif di Kota Semarang. Terlebih, khusus di wilayah Jawa Tengah (Jateng), Gubernur Jateng Ganjar Pranowo sudah menerbitkan Surat Edaran Nomor 445/0017480 perihal penundaan PTM pada Januari 2021 nanti.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement