Ahad 27 Dec 2020 07:40 WIB

Indonesia Butuh Sosok Abdul Mu'ti

Muhammadiyah dan NU kerap melahirkan sosok hebat dan berintegritas

Pelantikan pejabat
Foto: Mufti Nurhadi/Republika
Pelantikan pejabat

Oleh : Tony Rosyid, Pengamat Politik

REPUBLIKA.CO.ID --- Siapa yang tidak suka jabatan? Dalam jabatan ada identitas dan status. Dalam jabatan ada curriculum vitae. Ini akan jadi catatan sejarah.

Dalam jabatan, ada kehormatan sosial. Dalam jabatan ada akses kekuasaan. Dalam jabatan ada kebanggaan untuk mengangkat nama besar keluarga. Dan dalam jabatan juga ada kesejahteraan. 

Kata McClelland, ada tiga kebutuhan manusia. Need for achievement, kebutuhan akan prestasi. Need for affiliation, kebutuhan akan kasih sayang. Dan Need for power, kebutuhan untuk berkuasa. 

Salah satu kebutuhan alami manusia adalah kekuasaan. Makin tinggi jabatan seseorang, makin tinggi akses kekuasaan yang dimiliki. Disitu kesejahteraan dan sejenisnya bisa diakses. 

Di saat banyak orang berebut jabatan, Abdul Mu'ti, Sekjen Muhammadiyah ini menolak ditawari jadi salah satu wakil menteri. "Gak mampu" katanya.

Tentu, publik gak percaya alasan itu. Alasan yang dibuat-buat untuk meredam kegaduhan. Supaya yang memberi tawaran gak tersinggung. 

Sosok Mu'ti adalah seorang guru besar. Aktifis dan lama berkarir di organisasi besar, yaitu Muhammadiyah. Orang tahu, Muhammadiyah cukup rapi dan disiplin pola perkaderannya. 

Muhammadiyah melahirkan sosok Hamka yang tegas. Sekarang ada Anwar Abbas, mantan Sekjen MUI dan Abdul Mukti, Sekjen Muhammadiyah. Dua sosok yang sangat tegas dan lugas. 

NU juga melahirkan ulama tegas seperti KH Hasyim Asy'ari dan KH Wahab Hasbullah. Lalu Gus Dur yang karena berpegang pada prinsip dan ketegasannya rela meninggalkan istana dan melepaskan jabatannya sebagai presiden. Sosok-sosok tegas seperti ini sudah mulai langka kita temui hari ini. 

 

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement