Selasa 22 Dec 2020 17:28 WIB

Bappenas: Investasi Indonesia Tumbuh 6,4 Persen pada 2021

Realisasi investasi pada 2021 diprediksi akan mencapai Rp 858,5 triliun.

Rep: Retno Wulandhari/ Red: Friska Yolandha
Investasi di Indonesia diperkirakan akan pulih pada 2021. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas optimistis investasi Indonesia pada tahun depan akan mengalami pemulihan dengan pertumbuhan investasi sebesar 6,4 persen.
Foto: Mgrol101
Investasi di Indonesia diperkirakan akan pulih pada 2021. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas optimistis investasi Indonesia pada tahun depan akan mengalami pemulihan dengan pertumbuhan investasi sebesar 6,4 persen.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Investasi di Indonesia diperkirakan akan pulih pada 2021. Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas optimistis investasi Indonesia pada tahun depan akan mengalami pemulihan dengan pertumbuhan investasi sebesar 6,4 persen.

Deputi Bidang Ekonomi Kementerian PPN/Bappenas Amalia Adininggar W memperkirakan, realisasi investasi di 2021 akan mencapai Rp 858,5 triliun. "Sehingga investasi terhadap perekonomian Indonesia akan berkontribusi sebesar 31,5 persen," kata Amalia, Selasa (22/12). 

Baca Juga

Menurut Amalia, perbaikan iklim usaha untuk investasi yang mendukung sektor prioritas menjadi faktor yang utama meningkat pertumbuhan. Termasuk memberikan kepastian hukum berusaha dan berinvestasi melalui implementasi UU Cipta Kerja. 

Amalia berharap, peranan investasi domestik akan meningkat dengan nilai investasi Penanaman Modal Asing (PMA) dan Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dari sektor industri pengelohan akan mencapai Rp 268,7 triliun. 

"Tentunya, ini akan sangat didukung oleh adanya implementasi UU Cipta Kerja serta iklim ketenagakerjaan yang lebih kondusif terhadap investor," tutur Amalia. 

Amalia menambahkan, untuk mencapai sasaran pertumbuhan ekonomi sebesar 4,5 persen-5,5 persen pada 2021 Indonesia membutuhkan investasi sekitar Rp 5.817,3 triliun sampai Rp 5.912,1 triliun. Namun, dana pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sangat terbatas. 

Untuk itu, swasta memiliki peranan penting dalam mendorong tercapainya target perekonomian. Menurut Amalia, sebagian besar atau sekitar 90 persen kebutuhan investasi akan ditopang oleh sektor swasta. 

Dari segi pemulihan, Amalia menjelaskan, setiap sektor memiliki proses pemulihan yang berbeda-beda. Sektor transportasi dan pariwisata akan pulih lebih lambat. Sementara industri pengolahan akan relatif baik didorong oleh subsektor yang mampu tumbuh di tengah pandemi. 

Amalia memperkirakan sektor industri akan tumbuh positif antara 4,7 persen-5,5 persen dengan serapan tenaga kerja 18,4 persen. Ini akan didorong oleh percepatan operasional kawasan industri serta pemulihan produktivitas dan pemasaran produk IKM.

Sedangkan sektor pariwisata di tahun 2021 akan pulih secara bertahap mengingat adanya penurunan daya beli masyarakat serta pergeseran preferensi. Pada tahap awal, pemulihan sektor pariwisata akan lebih didorong oleh meningkatnya wisatawan nusantara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement