Kamis 10 Dec 2020 07:19 WIB
Cerita di Balik Berita

Bukannya Merazia, Oknum Tentara Malah Ngamar dengan PSK

Saat merazia lokalisasi Malvinas, oknum tentara itu malah masuk ke kamar PSK.

M Subroto, Jurnalist Republika
Foto:

Di salah satu rumah yang dijadikan tempat praktik prostitusi, rombongan tentara menanyai tamu-tamu. Rumah itu bertingkat. Salah seorang tentara berpangkat kopral naik ke lantai dua. Dia masih cukup muda. Umurnya mungkin sekitar 30 tahun. Aku mengikuti di belakangnya.

Dia mengetuk pintu demi pintu kamar yang berderet. Di pintu pertama seorang pria keluar dari dalam kamar. Dia menunjukkan KTP-nya lalu masuk ke dalam kamar lagi. Di pintu kedua juga sama. Di pintu ketiga, ketika diketuk penghuninya tak keluar-keluar. Si tentara mulai tak sabar.

“Buka pintunya. Ada razia,” teriaknya.

Pintu dibuka. Seorang perempuan berparas manis keluar kamar. Si kopral sejenak memandangi si wanita yang hanya berbalut handuk itu.

“Suruh yang di dalam keluar,” perintahnya.

Si pria yang di dalam kamar keluar. Dia berbicara dengan tentara itu. Tak tahu apa yang dibicarakan. Lalu si pria pergi sambil bersungut-sungut.

Si wanita masih menunggu di depan pintu. Tak kusangka si kopral masuk ke dalam kamar itu bersama sang wanita. Aku dengar pintu dikunci dari dalam.

Tinggal aku sendiri berdiri terbengong-bengong di depan pintu kamar. Tentu saja aku kaget dengan apa yang terjadi. Si kopral bukannya razia malah ngamar dengan wanita yang dirazianya.

Beberapa menit aku tunggu si kopral keluar dari kamar. Aku hanya menduga-duga apa yang dilakukan di dalam sana. Lama-lama aku bosan juga.

“Kurang ajar. Razia apa ini?” kataku bersungut-sungut dalam hati.

Tak menunggu lama lagi, aku meninggalkan tentara itu di dalam kamar bersama wanita yang dirazianya. Aku bergabung dengan teman-teman wartawan lainnya di lantai bawah.

Aku tidak memperhatikan apakah si kopral tadi kembali bergabung dengan tim razia atau tidak. Aku juga tak tahu namanya dan tak hapal wajahnya.

Itu terakhir kalinya aku ikut razia malam oleh tentara, polisi, maupun Satpol PP. Lebih baik kebobolan berita razia daripada ikut kegiatan yang tak jelas itu.

Tips menulis berita straight news:

- Pastikan bahwa peristiwa/informasi yang didapat mempunyai nilai berita

- Pilih sudut pandang (angle) paling menarik dari peristiwa itu

- Unsur-unsur berita yang meliputi apa (what), siapa (who), dimana (where), kapan (when), mengapa (why), dan bagaimana (how) (5W + H) harus ada

- Buat judul yang singkat, padat , dan jelas

- Kalimat awal (lead) harus menarik

- Buat berita dengan sistem piramida terbalik (yang paling penting diletakkan di bagian awal)

- Kalimat jangan terlalu panjang

- Pilihlah kata yang mudah dimengerti oleh pembaca

- Perhatikan akurasi nama, tanggal kejadian, tempat peristiwa, dan lainnya

- Baca kembali tulisan yang sudah jadi untuk menghindarkan terjadinya kesalahan dan typo.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement