Rabu 25 Nov 2020 13:32 WIB
Cerita di Balik Berita

Liputan di Aceh: Heli Wartawan, Pangdam & Menteri Ditembak

Helikopter yang aku naiki rusak dan diperbaiki mekanik seperti memperbaiki metro mini

M Subroto, Jurnalist Republika
Foto:

Di Jakarta berita itu sudah heboh. Tapi kami yang di lokasi justeru tidak merasakan heli ditembak. Jadi kami tenang-tenang saja.

Pangdam semula berkilah bahwa heli ditembaki. “Nggak ditembak, cuma ditabrak burung,” katanya sambil tertawa.

Tapi kemudian dia mengaku heli jenis Super Puma yang ditumpangi Menteri ESDM dan Pangdam ditembak. Saat di udara menteri merasakan guncangan. Tembakan mengarah ke jok kiri bagian depan. Ada bekas tembakan di bagian bawah heli tersebut. Untungnya tak ada yang mengenai penumpang dan pilotnya.

Dia mengatakan heli wartawan juga ditembak. Padahal pilot heli sebenarnya sudah diminta terbang lebih tinggi saat meninggalkan Lhokseumawe. Dia tidak bisa memastikan siapa yang melakukan tembakan, apakah kelompok GAM atau pihak lain.

Pilot heli kami memperlihatkan bekas hantaman peluru di ekor heli. Jika baling-baling belakang itu rusak, maka heli bisa tak seimbang dan jatuh.

Kami mengamati bekas tembakan itu. Bekas gesekan logam itu masih baru. Tapi tak menembus ke dalam. Ngeri juga kalau tembakan mengenai  baling-baling belakang. Atau mengarah ke jendela dan tembus ke kursi kami duduk. Sebagian jendela heli itu memang sudah pecah kacanya. Tapi bukan karena tembakan. Sebelum berangkat sudah begitu. Bagian kaca yang pecah ditutup dengan kardus tebal.

Aku lihat pilot masih memeriksa bagian lain dari heli. Teknisi membawa obeng dan tang menguatkan baut-baut. Persis seperti memperbaiki bis metro mini yang mogok di jalanan Jakarta.

Perjalanan rombongan kemudian dilanjutkan dengan mengunjungi areal ExxonMobile. Tak ada kegiatan pekerja disana. Yang ada hanya beberapa satpam berjaga-jaga. Mereka bilang tidak pernah diserang, tapi merasa kondisinya tidak aman.

Kunjungan itu hanya singkat saja. Kami bersiap kembali ke Lhokseumawe.

Kami harus kembali naik heli bekas ditembak tadi. Tak ada alternatif lain. Jalan darat tak memungkinkan.

Teknisi masih memeriksa bagian belakang heli saat akan mengudara. Ngeri dan geli campur jadi satu melihatnya. Ngeri karena bertaruh nyawa dengan heli ini. Tanpa ditembak pun heli ini bisa jatuh sendiri. Geli melihat ada heli yang diperbaiki seperti metro mini mogok.

Kelas heli ini memang  seperti metro mini. Bobrok dan karatan. Mana ada heli tanpa jendela utuh dipakai mengangkut penumpang sipil.

“Bener aman nih?” tanyaku setelah pemeriksaan dan perbaikan selesai.

“Aman. Sudah diperiksa semua,” jawab teknisi sambil mengetuk-ngetuk badan heli dengan tang.

Kami berangkat. Sialnya aku kebagian duduk di jendela yang berdinding kardus. Tak ada yang bisa menyelamatkan jika arah tembahan ke kardus itu. Jangankan menahan peluru, agar tak copot diterpa angin, terpaksa aku memegangi kardus itu kuat-kuat.

Suasana pulang berbeda dibandingkan saat berangkat tadi. Tak ada yang bercanda. Kami semua terdiam. Sudah pasti berdoa semoga segera sampai dengan selamat di Lhokseumawe.

Perjalanan jarak dekat itu terasa lama sekali. Was-was ditembak lagi. Atau jatuh karena teknisi ada yang salah memasang baut. Andaikan punya sayap, ingin rasanya aku melompat dan terbang meninggalkan heli itu.

Alhamdulillah tak terjadi insiden apa-apa. Heli mendarat dengan selamat di Lhokseumawe. Kami pun bisa tertawa-tawa lagi.

Tips meliput di daerah konflik:

- Pelajari wilayah konflik dan masalah yang terjadi

- Bawa perlengkapan liputan, P3K, dan makanan cadangan

- Bawa tanda pengenal dan kartu pers

- Selalu melaporkan ke pihak kantor apa yang dilakukan di lapangan

- Gunakan pakaian lapangan yang nyaman

- Usahakan bergabung dengan pihak independen

- Hati-hati memotret dan merekam

- Bersikap profesional, jangan ikut terlibat dalam konflik

- Bisa berbahasa daerah setempat akan sangat membantu

- Utamakan keselamatan, tidak ada berita seharga nyawa.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement