Jumat 16 Oct 2020 13:11 WIB

Bulog: Bansos Beras Belum Tersalurkan Sisa 128 Ribu Ton

Program bansos beras Bulog menyasar 10 juta keluarga miskin.

Rep: Dedy Darmawan Nasution/ Red: Nidia Zuraya
Pekerja mengemas beras untuk program bantuan sosial (bansos) di Gudang Bulog Subdivre Lebak-Pandeglang di Lebak, Banten, Kamis (3/9/2020).
Foto: ANTARA/Muhamamd Bagus Khoirunas
Pekerja mengemas beras untuk program bantuan sosial (bansos) di Gudang Bulog Subdivre Lebak-Pandeglang di Lebak, Banten, Kamis (3/9/2020).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Perum Bulog menyatakan, alokasi bantuan sosial (bansos) beras sebanyak 450 ribu ton telah mencapai 71 persen atau sebesar 321,2 ribu ton. Masih tersisa 128,7 ribu ton bansos beras yang belum tersalurkan kepada para keluarga penerima manfaat.

Direktur Bisnis dan Industri Bulog, Bactiar, mengatakan, pihaknya terus mengoptimalisasikan penyaluran program bansos beras kepada 10 juta keluarga. Di satu sisi, kualitas dan kuantitas beras juga dipastikan sesuai hingga sampai ke tangan penerima.

Baca Juga

"Kami sudah menyediakan stok beras sesuai kualitas yang ditentukan untuk program Bansos Beras ini, untuk itu perlu percepatan penyaluran Bansos Beras ini pada sisa hari di bulan Oktober ini," kata Bachtiar dalam pernyataan resmi Bulog, Jumat (16/10).

Sebagaimana diketahui, Kementerian Sosial telah menganggarkan Rp 5,1 triliun untuk bansos beras sebanyak 450 ribu ton. Bantuan tersebut diberikan kepada 10 juta keluarga dalam rentang waktu Agustus-Oktober 2020. Adapun bantuan tersebut merupakan bagian dari program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) menyikapi pandemi Covid-19.

Komisi IV DPR, Dedi Mulyadi mengatakan, pihaknya telah melakukan kunjungan daerah untuk meninjau proses penyaluran bansos di wilayah Subang, Jawa Barat. Kunjungan itu sekaligus untuk melakukan pengecekan terkait adanya dugaan beras bansos yang tercampru biji plastik.

"Kita sudah cek langsung kondisinya di Gudang Bulog tidak ada beras plastik dan tadi sudah dijelaskan oleh direksu bahwa isu beras plastik dipastikan dilakukan oleh oknum yang terganggu karena penyaluran bansos ini menggunakanan beras Bulog bukan beras mereka. Kita mendorong Kejaksaan segera mengungkap oknum tersebut," ujar Dedi.

Dedi mengatakan, Tim monitoring dan evaluasi Bulog tetap berkerjasama dengan Kejaksaan Negeri setempat untuk mengusut laporan masyarakat terkait penemuan biji plastik dalam beras bansos.

Lebih lanjut Dedi menjelaskan Bulog harus didorong untuk terus bisa menyediakan stok beras berkualitas untuk program-program pemerintah sehingga stok yang ada bisa berputar dan sehingga bisa terus menyerap beras hasil panen petani.

--

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement