Sabtu 10 Oct 2020 21:10 WIB

INKA akan Tangani Proyek Kereta Api Mali-Senegal di Afrika

Total panjang jalur proyek kereta api Mali-Senegal mencapai 1.023 kilometer.

Rep: Antara/ Red: Christiyaningsih
PT Industri Kereta Api (Inka).
Foto: Wikipedia
PT Industri Kereta Api (Inka).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - PT INKA (Persero) akan membangun proyek upgarding jalur kereta api (KA) yang menghubungkan dua negara di Afrika Barat, yakni Mali dan Senegal. Total panjang jalur mencapai 1.023 kilometer.

Direktur Utama INKA Budi Noviantoro menjelaskan, pihaknya telah berkunjung ke Senegal. Ia berdiskusi dengan salah satu perusahaan di Afrika untuk membangun jalur kereta api dari Bamako (ibu kota Mali) sampai ke Dakar (ibu kota Senegal).

Baca Juga

"Kami sudah diskusi dengan mereka untuk membangun 1.203 kilometer upgrading jalur KA dari ibu kota Mali sampai ke Dakar, karena Mali tidak bisa keluar tanpa melalui pelabuhan Dakar," kata Budi dalam webinar bertajuk Strategi BUMN Menembus Pasar Global di Jakarta, Sabtu (10/10).

Budi menjelaskan, pengerjaan jalur kereta api ini akan mendukung kegiatan logistik di kedua negara tersebut. Jalur KA di sana, kata dia, sudah tidak beroperasi kembali.

Selain itu, kegiatan logistik hanya bisa ditempuh melalui jalur darat dengan truk yang memakan waktu hingga dua pekan. Hal ini yang membuat biaya transportasi di kedua negara menjadi sangat tinggi.

"Angkutan barang kalau pakai truk sampainya dua pekan sehingga biaya mahal sekali. Mereka sangat berharap KA masuk, operasi lagi di sana, dan menghubungkan antara Mali dan Senegal," kata Budi.

Budi menambahkan, proyek di Afrika ini menjadi strategi bagi BUMN produsen kereta api tersebut dalam memasuki pasar global, di samping negara-negara Asia. Selain proyek KA Mali-Senegal, INKA juga tengah menyelesaikan kontrak untuk memasok lokomotif ke Zambia.

Dalam proyek tersebut, INKA mendapatkan pinjaman dari Pemerintah Swedia untuk mengikuti proses lelang untuk memasok 30 lokomotif. Ia berharap kontrak ini dapat diselesaikan pada akhir 2020

"Melalui loan dari Pemerintah Swedia, kami sedang proses mudah-mudahan akhir tahun kita bisa kontrak. Ada 30 lokomotif sekitar 90 juta dolar long-sale," kata Budi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement