Kamis 01 Oct 2020 11:16 WIB

Pandemi Hilangkan 34 Juta Pekerjaan di Amerika Latin

Amerika Latin dan Karibia mengalami pengurangan jam kerja terbesar di seluruh dunia.

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Seorang petugas kesehatan berkeliling di unit perawatan intensif yang diperuntukkan bagi orang yang terinfeksi COVID-19 di sebuah rumah sakit di Buenos Aires, Argentina, Senin (21/9).AP Photo / Natacha Pisarenko
Foto: Foto AP / Natacha Pisarenko
Seorang petugas kesehatan berkeliling di unit perawatan intensif yang diperuntukkan bagi orang yang terinfeksi COVID-19 di sebuah rumah sakit di Buenos Aires, Argentina, Senin (21/9).AP Photo / Natacha Pisarenko

REPUBLIKA.CO.ID, MEXICO CITY -- Organisasi Buruh Internasional (ILO) mengatakan pandemi virus corona telah menghilangkan 34 juta pekerjaan di Amerika Latin. Lembaga PBB itu mendesak negara-negara di kawasan tersebut mengadopsi 'strategi cepat' untuk mengatasi masalah ini.

Angka ini lebih tinggi dibandingkan prediksi ILO pada awal Agustus lalu. Sebelumnya mereka memperkirakan hanya ada sekitar 14 juta pekerjaan yang hilang.

Baca Juga

Pada Kamis (1/10) Direktur ILO untuk Amerika Latin dan Karibia Vinícius Pinheiro, menggambarkan hal ini sebagai 'tantangan yang tak pernah terjadi sebelumnya'. Pinheiro mengatakan kuartal ketiga tahun ini aktivitas ekonomi mulai pulih.

Berdasarkan data awal, angka pengangguran mulai mengalami pemulihan tentatif. Pinheiro mengatakan Amerika Latin mengalami masalah struktural, seperti rendahnya produktivitas, ketimpangan pendapatan, dan banyaknya masyarakat yang bekerja di sektor informal.

Angka yang didapatkan ILO berdasarkan data dari sembilan negara yang bertanggung jawab atas 80 persen tenaga kerja di Amerika Latin. ILO menetapkan Amerika Latin dan Karibia sebagai kawasan yang mengalami pengurangan jam kerja paling besar di seluruh dunia.

Jam kerja tiga kuartal pertama kawasan itu pada tahun ini turun 20,7 persen. Jauh lebih rendah dibandingkan rata-rata di seluruh dunia yang sebesar 11,7 persen.

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement