Selasa 29 Sep 2020 11:00 WIB

Armenia-Azerbaijan Siapkan Sukarelawan untuk Bertempur

Armenia dan Azerbaijan saling mengklaim warganya bersedia jadi relawan pertempuran

Rep: Lintar Satria/ Red: Christiyaningsih
Personel militer Azerbaijan. Ilustrasi.
Foto: Yuri Kochetkov/EPA
Personel militer Azerbaijan. Ilustrasi.

REPUBLIKA.CO.ID, YEREVAN -- Menteri Pertahanan Armenia Artsrun Hovhannisyan mengatakan 'banyak orang' yang ingin mendaftar sebagai sukarelawan untuk bergabung ke tentara setelah pertempuran dengan Azerbaijan di Artsakh pada 27 September lalu.

"Banyak orang yang telah menjadi sukarelawan untuk mengabdi di Artsakh, di perbatasan, saya meminta para sukarelawan untuk melapor pada petugas rekrut militer karena kerja yang tak terorganisir akan mengganggu kami," kata Hovhannisyan seperti dikutip Armenpress, Selasa (29/9).

Baca Juga

Hovhannisyan mengatakan lebih baik petugas militer mengatur sukarelawan yang melapor pada mereka sehingga dapat melakukan mobilisasi dengan benar. Pada Selasa (28/9) lalu militer Armenia di Artsakh mengatakan ada sekitar 31 pasukan mereka yang tewas dalam pertempuran.

Azerbaijan juga mengungkapkan banyak warga mereka mendaftar ke State Service for Mobilization and Conscription untuk menjadi sukarelawan. Wakil Pertama Kepala Angkatan Bersenjata, Mayor Jenderal Zaur Abdullayev, mengatakan banyak warga yang turut mempertahankan integritas wilayah negara mereka.

"Ini menunjukkan warga Azerbaijan akan berpartisipasi dalam mobilisasi dengan antusiasme yang besar," kata mayor jenderal tersebut seperti dikutip Azernews.

Belum diketahui pasti berapa jumlah pasukan sipil dari kedua negara yang terjun dalam pertempuran di Nagorno-Karabakh. Tapi The Eastern Herald melaporkan sekitar 20 ribu warga Armenia yang tinggal di Rusia mendaftar jadi sukarelawan.

"Ini aksi skala besar yang direncanakan Azerbaijan dan Turki. Mereka tidak ingin tidak satu pun orang Armenia berada di Karabakh," kata Presiden Serikat Armenia Rusia Ara Abrahamyan pada surat kabar Podyom.

"Untuk melakukan hal itu mereka menggunakan virus corona, tidak ada pesawat dan mustahil mengirimkan bantuan bahkan bantuan kemanusian. Sekarang kami mencatat 20 ribu orang dalam satu malam. Kami akan meminta transportasi militer untuk mengirim orang ke sana," tambah Abrahamyan.

Ia mengatakan masih ada ribuan orang yang ingin mendaftar untuk bisa mempertahankan Karabakh. Abrahamyan menambahkan sekitar seribu orang Rusia juga menyatakan siap menjadi sukarelawan. Ia juga mencatat organisasinya berencana meminta Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menghentikan konflik.

"Kami menggelar rapat kemarin, kami mengadopsi sejumlah poin termasuk permintaan ke presiden, untuk semua struktur dan kami meminta perang ini segera diakhiri. Jadi Rusia dapat menghentikan konflik dan memberikan bantuan kemanusiaan dan bantuan lainnya," kata Abrahamyan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement