Kamis 10 Sep 2020 21:18 WIB

Penumpang KA Daop 5 Meningkat 10 Persen

Belum ada laporan mengenai perjalanan KA yang jadi klaster penyebaran Covid-19.

Rep: Eko Widiyatno/ Red: Fuji Pratiwi
Penumpang duduk di dalam rangkaian gerbong KA Bima rute Stasiun Gambir-Malang (ilustrasi). PT KAI Daop 5 mencatat ada kenaikan penumpang meski beberapa KA dihentikan operasinya.
Foto: Antara/Aprillio Akbar
Penumpang duduk di dalam rangkaian gerbong KA Bima rute Stasiun Gambir-Malang (ilustrasi). PT KAI Daop 5 mencatat ada kenaikan penumpang meski beberapa KA dihentikan operasinya.

REPUBLIKA.CO.ID, PURWOKERTO -- Beberapa hari lalu, PT KAI memutuskan untuk menghentikan perjalanan KA yang sebelumnya sempat dioperasikan. Hal ini menyusul tingkat okupansi penumpang selama hampir sebulan yang masih berada di bawah target.

Meski demikian, Humas PT KAI Daop 5 Purwokerto Supriyanto menyebutkan, tingkat okupansi penumpang yang masih di bawah target, bukan berarti tidak ada kenaikan pertumbuhan jumlah penumpang.

Baca Juga

''Kalau dibandingkan Agustus 2020, sebenarnya ada kenaikan jumlah penumpang pada September ini," kata Supriyanto, Kamis (10/9).

Rata-rata jumlah penumpang yang terlayani selama September 2020, mencapai 62 ribu orang per hari. Naik sekitar 10 persen dibanding bulan Agustus, dengan rata-rata 56 ribu penumpang per hari.

Dia menyebutkan, adanya kenaikan jumlah penumpang ini, membuktikan kepercayaan masyarakat terhadap keamanan dan keselamatan perjalanan KA semakin baik. Terutama di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang. ''Adanya penerapan protokol secara ketat, justru membuat masyarakat semakin yakin dengan jaminan keamanan dan keselamatan perjalanan KA,'' kata Supriyanto.

Dia juga menjelaskan, hal ini sejalan dengan kajian kalangan pakar, yang menyebutkan transportasi KA masih menjadi moda transportasi yang paling aman dalam melakukan perjalanan. Hal ini mengingat PT KAI, melaksanakan ketentuan protokol kesehatan secara ketat bagi penumpang dan petugasnya.

Mengutip pendapat Epidemiolog dari Universitas Indonesia Pandu Riono, Supriyanto menyebutkan, hingga saat ini belum ada laporan mengenai perjalanan KA yang jadi klaster penyebaran Covid-19. ''Meski terjadi kerumunan banyak orang pada saat-saat tertentu, namun penerapan protokol kesehatan secara ketat menyebabkan tidak ada penyebaran Covid-19 di KA,'' kata dia.

Dalam upaya pencegahan penularan wabah ini, dia menyebutkan, sejak awal terjadi wabah, PT KAI telah menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Antara lain, penumpang  wajib mengenakan masker, wajib menjaga jarak saat di stasiun dan selama perjalanan, dan PT KAI wastafel portabel dan hand sanitizer di titik-titik strategis stasiun dan kereta api.

''Selain itu, PT KAI juga memberikan faceshield bagi penumpang KA jarak jauh,'' ucap dia.

Bahkan, tambah Supriyanto, pembersihan seluruh rangkaian kereta juga rutin dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih yang mengandung desinfektan. PT KAI juga menugaskan petugas kebersihan di kereta untuk mensterilkan bagian dalam kereta yang sering disentuh pelanggan setiap 30 menit sekali.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement