Selasa 08 Sep 2020 12:34 WIB

MotoGP Mandalika Kunci Bangkitnya Pariwisata Indonesia

Jika MotoGP Mandalika terlaksana, maka pemulihan pariwisata akan menjadi lebih cepat.

Kawasan Sirkuit Mandalika MotoGP 2021.
Foto: AHMAD SUBAIDI/ANTARA FOTO
Kawasan Sirkuit Mandalika MotoGP 2021.

REPUBLIKA.CO.ID, Oleh: Taufan Rahmadi, Pakar Kreatif Strategi Pariwisata

Perhelatan MotoGP Mandalika pada 2021 digadang-gadang menjadi daya tarik baru yang diprediksi mampu membangkitkan Pariwisata Indonesia setelah dihantam pandemi Covid-19. Chief Strategic Communication Officer Mandalika Grand Prix Association (MGPA) Happy Harinto mengatakan balapan MotoGP di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dipastikan sesuai jadwal tanpa adanya penundaan, apalagi pembatalan.

MGPA sebagai penanggungjawab pembangunan sirkuit dan urusan teknis balapan memastikan tetap dan terus mengawal baik pekerjaan fisik maupun nonfisik, mengingat sirkuit di KEK Mandalika menjadi satu-satunya street race circuit cluster di dunia. Terbaru, melansir dari situs resmi MotoGP, GP Indonesia bertempat di sirkuit Mandalika rencananya akan digelar pada seri ke-15, setelah seri Malaysia dan Thailand. Meski begitu, tidak tertera waktu pelaksanaan balapan tersebut.

Selain itu tiket untuk menonton gelaran balap motor paling bergensi di dunia itu masih belum tersedia, tetapi hanya disediakan kolom untuk mengisi alamat email. Kemungkinan, jika tiket telah tersedia dan bisa dibeli, calon pengunjung akan dikabarkan melalui alamat email tersebut.

Pembangunan Sirkuit Mandalika akan menelan dana Rp 3,6 triliun. Kawasan wisata dan berbagai fasilitas pun dipersiapkan untuk mendukung gelaran MotoGP ini seperti hotel, convention centre, dan retail centre.

Untuk pembangunan yang memakan biaya super besar itu, tahun ini ITDC selaku Badan Usaha Milik Negara (BUMN) selaku pemegang otoritas pengelolaan KEK Mandalika telah mendapatkan tambahan modal yang berasal dari Penyertaan modal negara (PMN) sebesar 500 miliar yang tertuang dalam Program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) akibat Covid-19.

Direktur Utama ITDC Abdulbar M Mansoer mengatakan, suntikan dana Rp500 miliar tersebut akan digunakan untuk penyelesaian proyek Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika. Dana tersebut nantinya akan difokuskan untuk pembangunan infrastruktur dasar dan fasilitas penunjang di KEK Mandalika pembangunan drainase sebesar Rp 7,1 miliar, kemudian untuk pekerjaan tanah dengan anggaran sebesar Rp 28,7 miliar.

Selain itu, PMN juga akan digunakan untuk Perkerasan non aspal dengan anggaran sebesar Rp 45,8 miliar. Selanjutnya ada pekerjaan pengerasan aspal yang menelan anggaran Rp 314,21 miliar, sedangkan untuk struktur Rp 99,5 miliar. Lalu yang terakhir adalah pengembalian kondisi dan pekerjaan minor Rp 4,4 miliar.

Selain penambahan modal dari PMN untuk pengembangan KEK Mandalika, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyatakan bahwa ITDC memperoleh pinjaman sebesar 248 juta dolar AS atau sekitar Rp 3,47 triliun dari Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) dengan tenor jangka panjang, yakni 35 tahun.

Lalu bagaimana gambaran biaya penyelenggaraan untuk satu event MotoGP?

MotoGP adalah event olahraga otomotif yang identik dengan kata "mahal" dan saat ini merupakan event balap motor utama di dunia.

Untuk diketahui, MotoGP dikelola oleh Dorna Sports sejak 1992, sebagai pemilik penuh semua hak komersial dan penyiaran event tersebut. Kontrak penyelenggaraan MotoGP dalam setiap seri besarannya fluktuatif tergantung pada banyak hal yang membuat balapan sukses atau tidak di sebuah negara.

Selalu ada peluang untuk dilakukannya negosiasi ulang terkait besaran biaya penyelenggaraan per seri. Biasanya besaran angkanya berkisar sekitar 9 hingga 14 juta euro per satu seri penyelenggaraan Grand Prix.

Sirkuit-sirkuit penyelenggara umumnya menjalin kontrak dengan Dorna antara dua sampai 15 tahun. Jika benar angka penyelenggaran per seri MotoGP menelan biaya 9-14 Juta Euro, maka MotoGP Indonesia di sirkuit Mandalika setidaknya memerlukan sekitar 217 miliar untuk setiap seri.

Selain event/promotional fee, pihak penyelenggara (tuan rumah) juga harus menyediakan sejumlah fasilitas kepada tim-tim maupun untuk kepentingan balapan itu sendiri, seperti aspek keamanan, safety car, medis, truk kontainer pengangkut logistik tim, dan sebagainya. Karena setiap negara (tuan rumah) memiliki kalkulasi masing-masing, maka ongkos penyelenggaraan satu GP dengan GP yang lain pun tidak sama.

Dari keuntungan yang didapatkan oleh dorna sebagai penyelenggara resmi gelaran MotoGP, selain dari event fee, mereka juga mendapatkan pemasukan dari sponsor, merchandising, dan lain-lain. Hingga Penyelenggaran MotoGP tahun 2020, baru terdapat dua negara Asean yang terdaftar sebagai lokasi balapan yakni Malaysia dengan Sepang International Sircuit yang yang telah menyelenggarakan MotoGP sejak tahun 1990 dan Thailand dengan Buriram International Sircuit yang mulai menyelenggarakan MotoGP sejak tahun 2018 lalu.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement