Kamis 03 Sep 2020 19:27 WIB

Taiwan Sebut Kecaman China pada Ketua Parlemen Cheska Vulgar

China mengecam kunjungan Vystrcil di Taipei.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Taiwan. (ilustrasi)
Foto: EPA/David Chang
Taiwan. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, TAIPEI -- Politikus senior Taiwan sebut kecaman China terhadap ketua parlemen Cheska yang mengunjungi pulau sebagai 'ancaman vulgar'. Ketua Parlemen Taiwan You Si-kun mengatakan ancaman China seperti 'angin musim dingin', jauh berbeda dari kata-kata Milos Vystrcil yang hangat.

China yang mengeklaim Taiwan sebagai bagian dari wilayah mereka, mengecam kunjungan Vystrcil. Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi mengatakan, Vystrcil akan membayar dengan 'harga mahal' kunjungannya ke Taiwan.

Baca Juga

Saat berpidato di hadapan parlemen Taiwan, Vystrcil mengaku sebagai orang Taiwan. Ia menyalurkan kembali celaan Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) John F. Kennedy terhadap komunisme di Berlin tahun 1963.

"Vystrcil lembut dan elegan, teladan negara berbudaya, seperti  seperti sinar matahari musim semi, indah dan hangat, rakyat Taiwan sangat tersentuh," kata You, Kamis (3/9).

Pernyataan Vystrcil di Taipei membuat Beijing geram, tapi membuatnya banjir pujian di Taiwan. You tidak hanya memuji pidato Vystrcil  di badan legislatif Taiwan, ia juga menyerang kecaman Wang Yin. "Namun kecaman vulgar Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi dingin, seperti angin musim dingin yang tak diinginkan, yang menyebabkan ketidaknyamanan," tambah You.

Vystrcil mengatakan, ia sudah mengundang You untuk memimpin delegasi ke Praha. Ia  mengabaikan kritikan China. "Tentu saya tidak senang dengan pernyataannya, tapi saya tidak merasa melebihi batasan atau apa pun, karena menurut saya kami tidak melakukan apa pun yang melanggar kebijakan 'satu China' yang diberlakukan Republik Cheska dan kebijakan luar negerinya," kata Vystrcil melalui penerjemah.

Seperti sebagian besar negara di seluruh dunia, Cheska tidak memiliki hubungan diplomatik resmi dengan Taiwan. China meminta negara-negara lain untuk menerima Taiwan bagian dari kebijakan 'satu China'.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement