Rabu 26 Aug 2020 19:36 WIB

'Kirana' Jadi Warisan Karya Maestro Gitar Tjahjo Wisanggeni

Tjahjo Wisanggeni tutup usia sebelum sempat menyimak momen peluncuran 'Kirana'.

Rep: Shelbi Asrianti/ Red: Reiny Dwinanda
Maestro gitar Indonesia Tjahjo Wisanggeni.
Foto: Tangkapan layar
Maestro gitar Indonesia Tjahjo Wisanggeni.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Maestro gitar Tanah Air Tjahjo Wisanggeni telah berpulang pada 28 Juli 2020 di Rumah Sakit Prikasih, Pondok Labu, Cilandak, Jakarta Selatan. Meski demikian, karyanya tetap abadi dan tetap menginspirasi.

Hingga akhir usianya, Tjahjo merampungkan beberapa karya dan menciptakan video klip untuk salah satu lagunya. NET Visi Media (NVM) kini secara resmi merilis versi audio beserta video klip lagu berjudul "Kirana".

Baca Juga

Tjahjo menggarap lagu "Kirana" bersama music arranger Ronald Steven dan Agus Lasmono selaku produser eksekutif. Agus yang mengenal Tjahjo sejak masih menempuh kuliah di Los Angeles, Amerika Serikat, mengatakan karya itu sangat berarti bagi sahabatnya itu.

Disampaikan Agus, Tjahjo sendiri yang semula memiliki ide untuk merilis sejumlah karya di Indonesia. Sebagai produser, Agus memberi masukan agar karya lekat dengan audiens. Mereka pun sepakat menggubah lagu pop komersial yang easy listening.

Anjuran lain dari Agus, Tjahjo harus bernyanyi di setiap lagunya, tidak hanya membuat karya instrumental seperti yang selama ini kerap dia lakoni. Sejak 2017 hingga pertengahan 2020, tercipta sekitar enam lagu untuk dirilis.

Tembang pertama yang dijadwalkan rilis adalah "Kirana", namun ternyata Tjahjo tutup usia sebelum sempat menyimak momen peluncuran karya. Agus berharap "Kirana" bisa menjadi warisan mendiang yang diterima oleh audiens.

"Saya diberikan legacy untuk membawa karyanya ini agar bisa dinikmati audiens Indonesia, semoga internasional juga. Puluhan tahun mengenal Tjahjo, saya melihat dia adalah musisi hebat dan jenius," ungkap Agus.

Lagu "Kirana" sudah bisa disimak di berbagai stasiun radio dan kanal digital, begitu pula video klip artistiknya yang tayang di saluran Youtube NET Visi Media (NVM). Setelah "Kirana", lagu lain karya Tjahjo siap menyusul diluncurkan.

Tjahjo yang lahir di Medan pada 21 September 1965 sangat cinta pada instrumen gitar sejak umur belasan tahun. Dia semula mempelajari dasar permainan gitar klasik di Yayasan Musik Indonesia (YMI), lalu menuntut ilmu di LA.

Kemampuannya kian terasah di Guitar Institute of Technology (GIT), tempatnya belajar sejak 1988. Selama kariernya, Tjahjo bekerja untuk produser kondang, seperti Ross Robinson (Korn), Pat Reagan (Deep Purple), dan Jim Weirt (Incubus).

Pada 1992, Tjahjo merilis album solo instrumental berjudul From the Other Side yang dirilis di AS, Singapura, dan Indonesia. Setahun setelahnya, dia membentuk band Nosferatu bersama Agus Lasmono, Ricky Wolking, dan Mark Bistany.

Nosferatu merilis album Visible but Untouched pada 1994. Selama di AS, Tjahjo juga kerap manggung di sejumlah klub dan menjadi instruktur gitar di Music Castle, Beverly Hills, Kalifornia.

Awal 2001, Tjahjo kembali ke Tanah Air. Dia pernah melengkapi formasi KLa Project, juga mengisi rekaman album Nicky Astria dan Adi Adrian. Dia pun rutin tampil di gelaran musik Jakarta Blues Festival dan Java Rockinland.

Meski identik dengan musik rock, Tjahjo kerap memasukkan unsur berbagai aliran musik saat menulis lagu, seperti jaz dan etnik. Konsistensinya dalam berkarya membuat beberapa pihak menjulukinya sebagai 'Dewa Gitar' Indonesia.

Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement