Selasa 25 Aug 2020 22:25 WIB

Islam di Irlandia, Dihormati Berkat Cerdik Pandai Muslim

Islam di Irlandia mengalami kemajuan berkat cerdik pandai Muslim.

Islam di Irlandia mengalami kemajuan berkat cerdik pandai Muslim.  Masjid ICCI Irlandia
Foto: images.ratemyarea.com.
Islam di Irlandia mengalami kemajuan berkat cerdik pandai Muslim. Masjid ICCI Irlandia

REPUBLIKA.CO.ID,  

 

Baca Juga

 

Dalam dekade tahun 80-90-an, jumlah umat Muslim di Irlandia makin bertambah terutama setelah banyaknya pengungsi asal Afrika Barat, eks Yugoslavia serta Albania, tiba di negara itu. Gelombang pertama pengungsi itu datang tahun 1992. Mereka adalah pengungsi asal Bosnia yang terpaksa pergi dari negaranya demi menghindari ganasnya peperangan.

Jumlah mereka waktu itu sekitar 350 orang. Setelah itu, beberapa waktu kemudian, keluarga para pengungsi tadi menyusul tiba di Irlandia. Saat ini, tak kurang dari 1.200 orang Bosnia menetap di sana. Beberapa orang di antaranya sudah berkewarganegaraan Irlandia dan lainnya memutuskan untuk kembali ke negara asal setelah perang usai. 

Secara keseluruhan, jumlah umat Muslim Irlandia mulai bertambah sejak tahun 1991 seiring gelombang pertama kedatangan pengungsi, imigran dan pelajar Muslim. Berdasarkan estimasi, kini terdapat sekitar 12 ribu Muslim di negara ini. Dari angka tersebut, tercatat ada sebanyak 2.000 pelajar, 2.000 dokter, pebisnis, dan profesional.     

Mulai tahun 1997, merupakan masa kedatangan sebagian besar imigran Muslim pencari kerja ke Irlandia. Jumlah mereka sampai saat ini diperkirakan mencapai 3.500 orang, termasuk wanita dan anak-anak. Kebanyakan para imigran ini berasal dari Nigeria, Kenya, Aljazair, Libya, Irak dan Mesir. Fenomena datangnya pengungsi dan imigran tersebut makin meningkatkan jumlah populasi umat Muslim Irlandia.

Pengungsi asal Somalia yang pergi dari negaranya karena perang saudara, adalah gelombang pengungsi Muslim kedua yang datang ke Irlandia. Kini ada sebanyak 100 orang dari Somalia. Sementara pada tahun 1999, sekitar 1.300 pengungsi Albania sampai di pelabuhan Irlandia yang lantas ditempatkan di luar kota Dublin.

Masyarakat Muslim Irlandia  sudah diterima secara penuh dalam kehidupan sosial dan politik. Sejarah mencatat, pasal 44 Konstitusi Irlandia tahun 1937, memberi kedudukan khusus bagi agama Katolik yang jumlah penganutnya mencapai 90 persen dari seluruh populasi. Pasal yang sama mengakui agama Protestan serta Yahudi.

Saat itu, tidak satu pasal pun menyebut tentang Islam lantaran memang belum ada umat Muslim di sana pada tahun 1937. Hingga pada tahun 1972, pasal 44 itu dihapuskan dari Konstitusi Irlandia. Dengan demikian, tidak ada pasal dalam undang-undang Irlandia kini yang menyatakan negara mengakui keberadaan agama tertentu dan tidak mengakui agama tertentu. Oleh karenanya, negara menerima keberadaan agama Katolik, Protestan, Yahudi, serta Islam dalam kedudukan setara di bidang pendidikan, perkawinan dan partisipasi secara politik, ekonomi maupun sosial.

Islam pun berkembang secara perlahan. Ini ditandai dengan telah adanya sebuah bangunan masjid sederhana di kota Dublin, para pelajar tersebut secara rutin pun menggelar sholat Jumat serta pelaksanaan sholat Idul Fitri bertempat di rumah-rumah atau gedung sewa.

Pada 1969 para pelajar Muslim yang kebanyakan berasal dari Pakistan, Timur Tengah dan negara-negara Afrika Barat, memulai kontak dan komunikasi dengan sejumlah organisasi Islam dan negara Islam. Tujuannya antara lain mengumpulkan dana bagi keperluan pembangunan masjid dan sekolah-sekolah Islam.

Upaya ini berbuah hasil. Berkat bantuan dan dukungan yang diberikan oleh kalangan dunia Islam, pada akhirnya di tahun 1976, masjid sentral dan Islamic Center pertama di Irlandia berhasil diresmikan penggunaannya.

Lokasinya berada di sebuah gedung bertingkat empat No 7, Harrington Street, Dublin 8. Di antara para donatur itu adalah Raja Faisal ibn Abdel Aziz. Selanjutnya tahun 1981, Kementerian Pengembangan Islam dan Hubungan Luar Negeri Kerajaan Kuwait menyumbangkan bantuan berupa tenaga imam di masjid itu. Sejak saat itu, empat imam masjid kerap mengisi kegiatan keagamaan. Beberapa tahun setelah penggunaannya, masjid ini tampak semakin sempit seiring pertambahan jumlah jamaah. Para pengurus masjid dan elemen umat Islam setempat pun memulai kampanye kedua pengumpulan dana untuk proyek perluasan masjid. Tahun 1983, gedung empat lantai tadi seluruhnya dibeli sehingga bisa langsung direnovasi. Pusat komunitas umat Muslim kemudian berpindah dari Harrington Street ke 163, South Circular Road, Dublin 8. Secara keseluruhan, di Irlandia terdapat dua bangunan masjid yang cukup terkenal. Pertama adalah Ballyhaunis Mosque. Dibangun pada tahun 1987, masjid ini bisa dikatakan sebagai masjid multi-fungsi pertama di Irlandia. Kini, hanya ada dua masjid dengan tipe serupa, yakni Ballyhaunis Mosque dan Mosque of the Islamic Cultural Centre yang merupakan sumbangan dari Sheikh Hamdan Al-Maktoum dari Uni Emirat Arab.

Masjid Ballyhaunis hanyalah masjid berukuran kecil dan hanya dapat menampung 100-150 jamaah. Adalah seorang pebisnis Muslim bernama Sher Rafique yang mendirikan masjid itu. Meski usaha pengolahan dagingnya mengalami kebangkrutan dan keluarga Rafique pindah ke Inggris, namun komunitas Muslim setempat masih tetap menggunakan masjid tersebut.

Masjid kedua adalah Limerick Mosque yang berada di kota Limerick. Umat Muslim di kota itu biasa menggunakan masjid ini sebagai pusat kegiatan agama dan pelaksanaan sholat Jumat berjamaah. Selain kedua masjid tadi, umumnya umat Muslim Irlandia di kota Cavan dan Waterford menyewa rumah atau apartemen yang kemudian difungsikan sebagai masjid.  

 

sumber : Harian Republika
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement