Selasa 18 Aug 2020 05:37 WIB
Cerita di Balik Berita

Menjadi Wartawan: Siap Berangkat Kapan Saja

Pengalaman jurnalis Republika meliput gempa di Nias.

M Subroto, Jurnalist Republika
Foto:

Rumah-rumah roboh dan tenggelam ke dalam tanah. Jalan-jalan tak bisa dilalui. Pohon dan tiang listrik bertumbangan menghalangi jalan raya. Listrik masih belum menyala.

Di Medan aku dijemput kenalan waktu berangkat haji tahun 2004. Dia membawa berkeliling mencari minimarket yang buka. Sebagian Kota Medan masih gelap gulita. Sebagian besar listrik padam. Kebanyakan toko tutup. Beruntung ada satu minimarket yang masih buka.

Aku membeli pakaian dalam dan snack. Tas ransel penuh dengan makanan ringan. Kira-kira cukuplah untuk bertahan hidup beberapa hari kalau-kalau di Nias nanti tak menemukan makanan.

Malam itu aku tidur di wisma tak jauh dari Markas Pangdam Bukit Barisan. Ajudan Pangdam mewanti-wanti tidak boleh terlambat. Sudah harus sampai di bandara pukul 05.30 WIB. Karena takut kesiangan, tidur pun tak bisa pulas.

Beruntung tidak terlambat sampai di base ops bandara. Sebagian anggota rombongan sudah menunggu termasuk Pangdam. Helikopter super puma berangkat tepat pukul 06.00 WIB. Selain Pangdam ada juga Kasdam dan sejumlah perwira. Aku satu-satunya wartawan yang ikut.

Helikopter mendarat di lapangan bola di Gunungsitoli Kondisi Nias masih luluh lantak. Rumah-rumah roboh dan tenggelam ke dalam tanah. Jalan-jalan tak bisa dilalui. Pohon dan tiang listrik bertumbangan menghalangi jalan raya. Listrik masih belum menyala.

Saluran telepon selular tak berfungsi. Beruntung kantor membekali handphone satelit. Karena itu tak kesulitan mengirim berita ke Jakarta.

Selama sepeka berada di Nias, meliput dengan kondisi sulit. Makan seadanya dari dapur umum di basecamp tentara. Kadang terpaksa makan ransum tentara yang rasanya membuat perut mual. Namun untung persediaan coklat cukup, sehingga tak mengalami kelaparan. Pengalaman bertahun-tahun menjadi pramuka sangat berguna dalam kondisi begini.

Aku meninggalkan Nias setelah kondisi agak pulih. Sebagian jalan sudah bisa dilalui kendaraan. Bandara bermulai beroperasi.

Yang menjadi masalah adalah mandi. Selama sepekan aku tak pernah mandi. Paling bisa cuma cuci muka. Pernah mencoba mandi di sumur warga pada malam hari. Usai mandi badan gatal-gatal semua. Besok paginya aku lihat ternyata air sumur yang dipakai mandi semalam warnanya sudah kecoklatan.

Aku meninggalkan Nias setelah kondisi agak pulih. Sebagian jalan sudah bisa dilalui kendaraan. Bandara bermulai beroperasi. Presiden SBY dan rombongan datang. Kehidupan warga pun mulai berangsur normal.

Di Bandara Polonia, Medan, semua mata memandangiku dengan aneh. Pantaslah, kaos putih yang kukenakan sudah berubah menjadi belang-belang. Jeans biru sudah menjadi kecoklatan. Sepatu tak tahu lagi warnanya apa. Persis gembel. Dan yang paling mengganggu orang-orang mungkin bau. Bisa dibayangkan seminggu tidak mandi.

Aku membeli kaus baru dan  sandal. Lalu mandi sepuasnya di toilet bandara. Mungkin inilah mandi ternikmat dalam hidupku. Rasanya seperti sudah bertahun-tahun tak bertemu air bersih.

Tip Meliput di Daerah Bencana

1. Kenali wilayah bencana

2. Jika tak memungkinkan berangkat sendiri, cari cara bisa berangkat bersama tentara atau Tim SAR

3. Persiapan pakaian cukup

4. Bawa makanan ringan, terutama coklat

5. Sebaiknya memakai sandal gunung

6. Jika memungkinkan bawa telepon satelit

7. Pastikan membawa baterai HP cadangan

8. Jangan memaksa diri ke lokasi berbahaya sendirian

9. Waspada dengan bencana susulan

10. Cari narasumber yang kompeten saat liputan.

Disclaimer: Retizen bermakna Republika Netizen. Retizen adalah wadah bagi pembaca Republika.co.id untuk berkumpul dan berbagi informasi mengenai beragam hal. Republika melakukan seleksi dan berhak menayangkan berbagai kiriman Anda baik dalam dalam bentuk video, tulisan, maupun foto. Video, tulisan, dan foto yang dikirim tidak boleh sesuatu yang hoaks, berita kebohongan, hujatan, ujaran kebencian, pornografi dan pornoaksi, SARA, dan menghina kepercayaan/agama/etnisitas pihak lain. Pertanggungjawaban semua konten yang dikirim sepenuhnya ada pada pengirim. Silakan kirimkan video, tulisan dan foto ke [email protected].
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement