Selasa 04 Aug 2020 16:49 WIB

Pengguna Aktif Gojek Capai 20 Juta Orang

Angka 20 juta orang ini merupakan 10 persen dari populasi usia produktif Indonesia

Rep: Rahayu Subekti/ Red: Gita Amanda
Aplikasi Gojek. Pengguna aktif aplikasi Gojek capai 20 juta jiwa.
Foto: gojek.com
Aplikasi Gojek. Pengguna aktif aplikasi Gojek capai 20 juta jiwa.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gojek mengungkapkan seluruh pengguna aktif di platformnya sudah mencapai 20 juta orang. Head of Transport Gojek Group Raditya Wibowo mengatakan angka tersebut terbilang besar.

“Angka 20 juta orang ini merupakan 10 persen dari populasi usia produktif Indonesia,” kata Raditya dalam konferensi video, Selasa (4/8).

Raditya menilai angka tersebut juga potensial karena pengguna aktif Gojek mayoritas untuk menyambungkan dengan transportasi umum lainnya. Beberapa diantaranya seperti stasiun kereta api dan moda raya terpadu (MRT).

Dia menambahkan, untuk meningkatkan integrasi transportasi multimoda, Gojek juga memiliki layanan teknologi GoTransit. “Solusi ini membantu pengguna kami untuk merencanakan dan memantau perjalanan dari dan ke berbagai titik hub transportasi publik melalui rekomendasi rute terintegrasi dan informasi operasional,” ungkap raditya.

Nantinya, kata dia, layanan GoTransit akan memungkinkan pemesanan maupun pembelian tiket transportasi multimoda. Dengan begitu menurutnya, perjalanan yang lebih terhubung membuat masyarakat lebih banyak menggunakan transportasi publik.

Sementara itu, Sekretaris Jenderal Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Harya S Dillon mengatakan kepercayaan penggunaan ojek daring seperti Gojek di masa adaptasi kebiasaan baru mencapai hingga 45 persen dari total pengguna aktif transportasi publik. Harya mengatakan angka tersebut menduduki tingkat pertama dibandingkan pilihan transportasi lainnya.

“Total pengguna ojek online tersebut setidaknya mendukung hampir 66,2 persen total responden untuk tetap mau menggunakan transportasi publik,” ujar Harya.

Harya menilai, transportasi daring saat ini memberikan nilai lebih yang sebelumnya didapat dari transportasi pribadi. Sehingga, kata Harya, untuk selanjutnya harus dimaksimalkan melalui integrasi antarmoda sebagai segmen sarana penghubung awal dan akhir perjalanan.

“Integrasi ini akan membuat pengguna angkutan publik atau moda raya dapat melakukan perjalanan secara mulus, tuntas dengan minim kendaraan pribadi,” tutur Harya. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement