Ahad 26 Jul 2020 14:56 WIB

Presiden Iran untuk Perayaan Idul Adha Tahun Ini

Presiden Iran untuk Perayaan Idul Adha tahun ini.

Rep: Zahrotul Oktaviani/ Red: Muhammad Hafil
  Presiden Iran untuk Perayaan Idul Adha Tahun Ini. Foto: Presiden Iran Hassan Rouhani
Foto: Iranian Presidency Office via AP
Presiden Iran untuk Perayaan Idul Adha Tahun Ini. Foto: Presiden Iran Hassan Rouhani

REPUBLIKA.CO.ID, TEHRAN -- Presiden Iran, Hassan Rouhani, mendesak orang-orang untuk memperhatikan protokol kesehatan dan mempraktikkan jarak sosial selama perayaan Idul Adha yang akan datang. Imbauan ini kembali dikeluarkan setelah seorang pejabat kesehatan mengatakan terjadi lonjakan infeksi Covid-19 di sebuah kota suci utama.

Umat ​​Muslim di seluruh dunia telah menandai hari raya Idul Adha, yang akan dimulai pada akhir bulan. Tahun ini, Arab Saudi membatasi jumlah jamaah domestik yang melaksanakan haji untuk mencegah penyebaran virus Covid-19.

Baca Juga

Kebanyakan orang Iran merupakan Muslim Syiah. Mereka juga merayakan upacara berkabung Ashura yang paling penting pada bulan September.

"Biarkan perayaan-perayaan agung diadakan di masjid-masjid dan pusat-pusat keagamaan dengan mengamati protokol kesehatan dan jarak sosial," kata Rouhani dilansir di Arab News, Ahad (26/7).

Rouhani lantas menyebut masker yang kini wajib dipakai hendaknya menjadi bagian dari perayaan 10 Muharram, hari Ashura. Menurut tradisi Islam, Imam Hussein terbunuh dalam pertempuran di 680 pada tanggal tersebut.

Salah satu ritual Idul Adha adalah penyembelihan domba dan dibagikan kepada orang miskin. Para pejabat kesehatan Iran lantas mendesak umat Muslim untuk mengemas daging tersebut sebelum didistribusikan.

Wakil Menteri Kesehatan Iran, Harirchi, mendesak orang-orang untuk tidak mengunjungi kota suci timur laut Mashad. Kota itu disebut telah mengalami peningkatan kasus Covid-19 sebanyak 300persen selama periode satu bulan.

Jutaan orang biasanya mengunjungi kuil Imam Reza di Mashad, yang merupakan kompleks keagamaan terbesar Syiah di Iran.

Total penghitungan kasus Covid-19 di Iran mencapai 288.839, Sabtu (25/7) kemarin. Juru bicara Kementerian Kesehatan, Sima Sadat Lari, menyebut ada 15.485 kematian di Iran.

Negara ini secara bertahap mencabut kebijakan pembatasan Covid-19 yang berlaku sejak pertengahan April. Tetapi aturan tersebut telah diberlakukan kembali di sebagian besar wilayah setelah lonjakan tajam terjadi.  Para pejabat di ibukota Teheran memperpanjang pembatasan hingga seminggu ke depan.

Sumber:

https://www.arabnews.com/node/1709886/middle-east

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement